Investasi di Kalsel Lampaui Target Nasional, Malaysia jadi Investor Paling Dominan

- Jumat, 22 November 2019 | 13:29 WIB

BANJARBARU - Investasi di Kalsel tahun ini nampaknya tumbuh pesat. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Kalimantan Selatan mencatat, dari Januari hingga September 2019 realisasinya sudah tembus Rp11,19 triliun. Melampaui target nasional yang hanya ditetapkan Rp10,5 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel Nafarin mengatakan, investasi di Kalsel tumbuh signifikan pada triwulan ketiga. Di mana, dalam periode itu Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai USD70,42 juta dengan total 56 proyek dan Penanaman Modal Daerah Dalam Negeri (PMDN) terealisasi Rp3,533 triliun, dari 98 proyek.

"Sehingga realisasi investasi secara keseluruhan di triwulan ketiga, baik PMD dan PMA mencapai Rp4,59 triliun," katanya.

Dia menyampaikan, sektor yang paling banyak investasinya pada triwulan ketiga adalah tanaman pangan perkebunan dan peternakan dengan persentase sekitar 36,9 persen. "Sedangkan terbanyak kedua, sektor pertambangan. Persentasenya, 31,71 persen. Diikuti jasa lainnya, sekitar 27,62 persen," ucapnya.

Sedangkan berdasarkan lokasi dominan di triwulan ketiga, Nafarin menyebut, Banjarmasin paling subur investasinya yakni mencapai 30,15 persen. Disusul HSS, sekitar 20,29 persen, dan Tapin; 13,45 persen.

Lanjutnya, jika dilihat dari negara asal untuk PMA pada triwulan ketiga paling banyak dari Mauritius. Negara di Afrika Timur itu menggarap satu proyek dengan nilai Rp400,50 miliar. Disusul Australia; Rp269,65 miliar (5 proyek), Thailand; Rp236,94 miliar (1 proyek) dan Malaysia;Rp76,26 miliar (9 proyek).

"Mauritius itu kerjasamanya dengan PT Arutmin di sektor tambang batubara. Kalau perusahaan tambang lain, seperti Madani di Tala dan Adaro kerjasamanya dengan Thailand," ujarnya.

Sementara itu, jika ditotal dari Januari sampai September 2019 atau selama sembilan bulan, nilai PMDN totalnya Rp6,825 triliun (279 proyek) yang menempatkan Kalsel berada di peringkat 12 nasional. Sedangkan, untuk PMA, totalnya USD291,45 juta atau Rp4,37 trilun. "Sehingga total investasi Kalsel keseluruhan Rp11,19 triliun dan melebihi target nasional di 2019," tandas Nafarin.

Dalam rekapan itu pula, investasi yang paling subur sejak Januari ialah proyek di sektor pergudangan, transportasi dan komunikasi dengan total Rp3,79 triliun. Sedangkan tambang berada di posisi dua dengan nilai investasi Rp3,07 triliun. Disusul sektor perkebunan dan pertanian; Rp2,64 triliun.

"Sementara negara yang paling dominan berinvestasi di Kalsel adalah Malaysia, dengan total Rp1,73 triliun yang kebanyakan di sektor telekomunikasi. Kemudian Thailand, Rp722,6 miliar, dan Korea Selatan, Rp667,64 miliar," rinci Nafarin.

Dia berharap, pada triwulan terakhir 2019 ini investasi kembali bergairah dan bisa terus mendongkrak investasi di Kalsel."Tentu dengan semakin banyaknya investasi, maka ekonomi di Kalsel juga tambah bergairah," pungkasnya. (ris/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X