Menulis Cerpen di Bengkel Sastra: Belajar Karakter dalam Sebuah Cerita

- Jumat, 22 November 2019 | 13:41 WIB

Balai Bahasa Kalimantan Selatan menggelar Bengkel Sastra, Kamis (21/11) di Banjarmasin. Acara yang diikuti oleh siswa-siswi pilihan dari SMA/SMK se-Kota Banjarmasin ini menghadirkan para penulis untuk menjadi "montir" bagi tulisan-tulisan siswa.

-- Oleh: ENDANG, Banjarmasin --

"Darimana datangnya sebuah karakter dalam cerita?" Itulah yang ditanyakan narasumber Bengke Sastra, Randu Alamsyah, di convention hall HBI, kemarin. Novelis Kalsel ini membuka materi hari pertama dengan memberi materi tentang dasar dan teori penulisan sebuah cerita.

Meski menjelaskan tentang teori, tetapi sebagai pemateri, Randu membawakannya dengan santai sehingga suasana cair. Sampai pada poin bagaimana cara menulis cerita luar biasa, Redaktur Pelaksana Radar Banjarmasin ini membuka trik yang dapat dipraktikkan para siswa.

“Yang paling penting dari sebuah cerita adalah karakter, jadi kalau mau menulis sebuah cerpen utamakan karakternya terlebih dahulu,” katanya.

Menurutnya banyak orang yang bisa menulis, tapi yang benar-benar menguasai menulis cerita masih sangat kurang. Sehingga tulisan itu belum bisa disampaikan dengan baik kepada pembaca. “Yang bisa menulis banyak, tapi kebanyakan masih terpaksa,” bebernya.

Pemberian materi menulis cerpen oleh penulis buku Lambung Mangkurat ini berlangsung sehari penuh dan disela oleh dua kali istirahat. Setiap materi penulisan, peserta diminta untuk mempraktikkan dasar-dasar penulisan cerpen.

Salah seorang peserta, Gaby mengaku setelah mengikuti begkel sastra ini mendapat pengetahuan baru. Selama ini cerita yang ditulisnya belum terlalu kuat, bahkan cenderung tak jauh berbeda. Padahal karakter itu adalah kunci utama dan hal pertama yang harus dikenalkan ke pembaca.

“Kekontrasan dalam karakter itu bisa menarik pembaca untuk membaca lebih lanjut sebuah cerita,” kata siswi kelas 10 SMA Kanaan.

Tampaknya Gaby sudah tak sabar ingin segera mempraktikkan trik menulis cerita yang disampaikan pemateri. Semenjak masuk sekolah menengah atas, dia mengaku sudah menulis 20 cerpen lebih. ditulisnya. Ada fiksi dan genre horor.

 

“Bukan hanya mengarang saja tapi bisa membuat yang lebih menarik dari sebuah cerita,” cetusnya.

Kepala Balai Bahasa Kalsel, Imam Budi Utomo mengatakan tujuan menggelar kegiatan ini untuk menciptakan penulis-penulis baru. Seorang penulis tidak hanya proses alami tapi juga bisa diintervensi

“Intervensi bisa dilakukan lewat campur tangan pemerintah, salah satunya yang dilakukan Balai Bahasa ini, sehingga bibit cerpenis baru bisa diwujudkan dengan cepat,” ujarnya.

Dibangunnya bengkel sastra salah satunya adalah upaya mendukung literasi nasional. Melalui program kegiatan ini dapat membentuk generasi muda khususnya para cerpenis muda dengan memberikan pelatihan dan bimbingan agar melahirkan cerpenis baru yang handal.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X