Berburu Ruak, Bawa Senapan di Kegelapan Bikin Ketagihan

- Minggu, 24 November 2019 | 02:13 WIB

Hati-hati membunyikan suara itu. Yang datang bisa hitam raksasa bersayap. Menutup bintang di langit. Tapi kami nekat berburu di malam Minggu.

-- Oleh: Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru --

Pengakuan dari banyak pemburu mudah ditemukan. Suara bunyian menyerupai ruak-ruak di malam hari, kental berbau mistis.

"Dulu aku pernah. Udah dapat banyak tapi masih berburu. Datang besar hitam di langit. Bintang tertutup. Lari kami pulang," kata Randy, warga Pagatan Tanah Bumbu yang beberapa tahun silam sering berburu burung di malam hari.

"Uwak-uwak-uwak..! Krak-krak-krak..!".

Begitu suara burung ruak-ruak. Burung sayap punggung berwarna hitam. Kepala dan dada putih. Bagian pantat cokelat muda.

Dahulu, orang-orang menirukan suaranya dengan alat dari bambu. Ditiup. Konon, para pemburu yang rakus, sudah dapat banyak masih maksa berburu, akan didatangi raja burung: hitam, besar.

Banyak juga pengakuan, jika berburu kelewatan maka akan dilempari batu dari sosok tak terlihat.

Sabtu (2/10) malam tadi. Penulis bersama anak muda beranak satu, Eko Septa Hariadi, memutuskan berburu ruak-ruak. Burung sejenis ayam itu lebih enak dibedil malam hari.

Kebun sawit di Kecamatan Pulau Laut Kepulauan jadi sasaran. Tidak terlalu jauh dari lokasi Gunung Saranjana. Gunung yang lebih tepat disebut bukit itu legendanya ke mana-mana. Pintu terbesar kerajaan gaib di Kalimantan.

Penulis kebagian tugas menembak. Memakai senapan uklik. Murah meriah. Tapi akurasinya maknyos di jarak 25 meter ke bawah. Selebihnya lebih enak pakai tele dan membaca arah angin.

Eko kebagian tugas mencari burung. Matanya tajam. Mampu dengan cepat menemukan ruak-ruak yang bersembunyi di dahan sawit walau hanya berbekal senter kepala.

"Kamu saja yang nembak ya. Tanganku suka goyang," ujarnya.

Bulan sabit di ufuk barat. Roda dua kami meluncur. Sebuah speaker, dan accu. Speaker itu berisi MP3, suara ruak-ruak berbagai jenis. Teknologi memang memudahkan perburuan.

Keliling kami di tengah sawit. Mencari pohon yang masih rendah-rendah dan tidak terlalu rimbun. Jika tinggi dan rimbun, leher cepat pegal mencari burungnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB
X