RANTAU - Lingkungan menjadi fokus utama yang ditekankan Kepala SMPN 1 Binuang, Satriya Afrida kepada guru dan siswa-siswa. Bahkan, ia berkeinginan menjadikan tempatnya bertugas sebagai sekolah alam.
Keinginan ini cukup beralasan, karena Binuang terkenal dengan daerah pertambangan batu bara. Sehingga menjaga lingkungan adalah suatu keharusan, terutama lingkungan sekolah.
Dikatakan Satriya dengan menjadikan Spensabin sebagai sekolah alam merupakan langkah yang tepat untuk belajar. Karena belajar di alam bisa membantu perkembangan pengetahuan para murid.
"Langkah konkret yang sudah kita lakukan untuk menjadikan sekolah alam, yaitu dengan cara mengajarkan anak-anak untuk mencintai lingkungan," ucap Satriya Afrida, Senin (25/11).
Tidak hanya itu, sekolah juga sudah punya kebun konservasi tanaman buah Kalimantan di lingkungan sekolah, hasil kerja sama dengan perusahaan PT Kalimantan Prima Persada (PT KPP).
"Di kebun konservasi ada 100 pohon dengan 27 jenis buah-buahan langka hasil hutan Kalimantan," tuturnya.
Tidak hanya itu, langkah yang lebih dahulu dilakukan sekolah melakukan penghijauan. Ini sudah menjadi komitmen semua dewan guru dan murid. "Kita ingin lingkungan sebagai nilai jual dan daya tarik utama sekolah. Selain nilai akademik," tuturnya.
Sementara untuk pemeliharaan kebun konservasi sendiri melibatkan semua warga sekolah, termasuk para pelajar yang ada. Bahkan, ada jam khusus untuk itu. "Jadi, ada jam khusus para siswa akan belajar di luar, termasuk belajar di kebun konservasi," pungkasnya.
Hendra Gunawan, anggota Forum Komunitas Hijau (FKH) Go Green Bastari sangat senang, karena salah satu sekolah di Tapin, ingin menjadi sekolah alam.
"Tentu, kita siap membantu untuk mewujudkan itu. Apalagi kita ketahui kepsek, guru dan murid SMPN 1 Binuang selama ini sudah sangat aktif ikut kegiatan lingkungan," jelas Ogun, sapaannya yang juga pencinta lingkungan di Tapin. (dly/ema)
