Semakin Banyak Warga Mengungsi, Relawan Keluhkan Tarif Fery

- Rabu, 27 November 2019 | 08:10 WIB

KOTABARU - Tiga hari pasca kebakaran, warga semakin banyak mengungsi ke halaman kantor kecamatan Pulau Sebuku. Bahkan beberapa pengungsi yang sebelumnya tinggal di rumah keluarga, memilih hidup di tenda.

Semakin banyaknya warga yang mengungsi ke Posko Bencana, membawa kendala baru. Minimnya sarana MCK. Warga dan relawan terpaksa antre di kamar mandi milik kecamatan dan puskesmas.

"Sebelumnya mereka ngungsi ke rumah keluarga. Ini sudah banyak ke tenda. Bagaimanapun, keluarga mereka punya keterbatasan, dan mereka juga pekewuh lama-lama numpang," ujar Dandim 1004 Letkol Inf Rony Fitriyanto kepada Radar Banjarmasin.

Menanggapi itu Sekda Said Akhmad yang kemarin juga berkunjung ke Sebuku mengatakan akan berkoordinasi dengan Pemprov. "Kita gak ada kamar mandi dan WC portabel. Provinsi yang punya itu," ujarnya.

Sekda melanjutkan, perwakilan Kemensos RI baru saja datang ke Sebuku. Pemerintah daerah berusaha melobi bantuan dari pemerintah pusat. "Nanti kita upayakan, warga bisa dapat rumah-rumah yang permanen, bukan kayu," bebernya.

Usai melihat-lihat tenda pengungsi dan dapur umum, Sekda dan unsur Muspida menggelar rapat. Rapat ini dihadiri hampir semua Kepala SOPD."Data kita harus segera rampungkan. Supaya pemerintah pusat bisa segera menurunkan bantuan," ujarnya saat rapat siang kemarin.

Ia juga meminta instansi terkait, selain membersihkan sisa puing, juga memetakan lokasi. "Saya lihat itu kan dekat muara. Jadi nanti kita atur sedemikian, supaya kampung yang dulu kumuh nanti bisa ditata dengan baik," tekannya.

Sementara itu, bantuan terus berdatangan. Dari pemerintah, sudah ada beberapa kabupaten yang mengirimkan bantuan. Satuan TNI dan Polri. Juga dari kalangan pelaku usaha, pelajar dan organisasi kemanusiaan."Kami mengimbau semua, yang berpunya ayo sama-sama kita bantu warga Sebuku. Ulurkan tangan," imbaunya.

Dari pantauan wartawan, bantuan yang datang memang membeludak. Fery tidak pernah berhenti berlayar hingga jelang malam hari. Begitu banyaknya manusia dan barang, membuat petugas fery kewalahan. Kendaraan penuh berdempetan, itu pun tidak jarang ada yang tidak bisa lagi naik kapal.

Pun begitu, warga mengeluh biaya fery dari Pulau Laut ke Pulau Sebuku yang mahal. Mobil jenis Avanza, biayanya sekali berangkat Rp300 ribu lebih. "Padahal ini kan fery milik negara, apa gak bisa gratis," keluh seorang relawan.

Manajer Usaha PT ASDP Cabang Batulicin - Kotabaru, Arif Budiman mengatakan, mereka memang perusahaan negara. Dan dituntut untuk mendapatkan profit. "Gak bisa serta merta mau gratis. BBM kami beli," ujarnya yang mengatakan ia sendiri sempat berkunjung ke Pulau Sebuku memberikan bantuan sembako kepada warga.

Selain masalah biaya fery, warga juga mengeluh, para ASN yang memakai mobil masuk ke fery. "Mestinya ada musibah begini, jangan pakai mobil. Kecuali bawa bantuan. Sesak fery, kasian warga," ujar Rafi warga Kotabaru yang berkunjung ke Sebuku memakai roda dua. Ia pun menyarankan pejabat memakai speedboat. Sehingga tidak menghambat kendaraan yang mau mengantarkan bantuan.

Sekadar diketahui, fery yang beroperasi dari Pulau Laut ke Pulau Sebuku hanya satu buah. Lama perjalanan sekitar dua jam. Berangkat pagi dari Pulau Laut jam 07.00. Pulang balik hingga jelang Isya.

Sore kemarin, Radar Banjarmasin mendengar perintah dari pengeras suara di kapal fery. Perintah itu berasal dari ruangan kapten kapal. Kepada anak buah di bawah. "Ayo cepat (atur kendaraanya) aku mau istirahat (berlayar)," ujar suara dari ruangan kapten itu.

Para remaja yang tergabung dalam relawan banyak berpanas duduk di luar. "Di dalam banyak tidur di kursi," keluh remaja. Dari pantauan wartawan, di ruang dalam yang ber AC, tampak beberapa pegawai tidur di kursi penumpang. (zal/ay/ran)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X