Disebut Tarifnya Mahal, Arief: Jangan ASDP Terus yang Disalahkan

- Sabtu, 30 November 2019 | 09:03 WIB

BATULICIN – Musibah kebakaran yang melanda Pulau Sebuku, menumbuhkan empati warga Banua. Para relawan dari berbagai daerah berdatangan membawa bantuan. Tak ada pilihan, bantuan harus dibawa dengan kapal penyeberangan, dari Pelabuhan Ferry Batulicin menuju Tanjung Serdang Kotabaru.

Biaya yang dikeluarkan untuk satu mobil mencapai Rp260 ribu. Seperti diakui Azizah, seorang relawan dari Banjarbaru. “Kami bawa mobil jenis Avanza, harga normalnya Rp327 ribu, tapi tadi karena bawa bantuan, dihitung pikap, jadi turun Rp260 ribu,” ujarnya.

Pun begitu, warga masih protes. "Mestinya gratis, karena mereka membawa bantuan ke warga yang kehilangan rumah," kata Randi relawan asal Tanah Bumbu.

Sebab dalam Permenhub No PM 84 Tahun 2018, pasal 10 disebutkan tarif bisa nol rupiah untuk kegiatan SAR, bencana alam dan bantuan kemanusiaan. Permintaan tarif gratis ini bisa diajukan oleh pemerintah daerah.

Demikian pula dinyatakan oleh Asisten II Pemprov Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana kepada Radar Banjarmasin di Pulau Sebuku. “Pemkab Kotabaru yang bisa mengajukan permintaan tarif gratis untuk bantuan kemanusiaan itu,” ujarnya.

Sementara, Kadishub Kotabaru Adi Sutomo mengatakan, dia baru mengetahui ada aturan itu dari Permenhub. "Coba nanti saya pelajari ya. Kalau memang ada aturan itu, saya akan minta ke ASDP untuk gratiskan kendaraan yang bawa bantuan kemanusiaan," ujarnya.

Mahalnya harga fery ke Sebuku ini juga dikeluhkan masyarakat umum. "Kenapa ya mahal sekali, yang punya swasta dulu ada, tapi tidak semahal ini," keluh warga yang tengah mengantre.

Sementara itu, Arief Budiman, Manager Usaha ASDP Batulicin ketika dikonfirmasi, mengaku tidak bisa memberikan kebijakan kepada para relawan yang akan berangkat menuju Kabupaten Kotabaru. Bahkan, kepada keluarga korban kebakaran, juga tetap bayar sesuai harga tiket yang berlaku saat ini.

“Kami perusahaan BUMN. Kami juga harus memberikan kontribusi kepada negara. BBM kami beli. ” katanya.

“Kalau semua yang akan nyeberang minta promo atau gratis, bisa rugi kami,” cecarnya.

Sebagai gantinya, untuk membantu meringankan beban masyarakat, Arief mengaku pihaknya hanya menambah trip angkutan, sehari 6-8 trip dari yang biasanya hanya 2 trip saja. Trip tambahan itu berlaku mulai bulan November-Desember 2019.

“Penambahan trip ini karena kami disubsidi BBM oleh Kementerian Perhubungan. Namun dijatah hanya untuk untuk 96 trip saja. Kalau sudah lewat 96 trip, kami tidak bisa menambah trip lagi. Kami minta pemerintah daerah juga ikut membantu,” papar Arief.

Diakui Arief, ASDP Batulicin juga sudah banyak membantu, melakukan sejumlah kebijakan di lapangan. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk meringankan penderitaan dan beban warga Pulau Sebuku.

“Jangan sampai ASDP terus yang disalahkan,” jelas Arief.

Untuk jam layanan, menurutnya ASDP Batulicin hanya bisa melayani dari pukul 07.00-21.00 Wita. Lewat dari jam itu tidak bisa dengan alasan keselamatan.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X