BANJARMASIN - Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Banjarmasin memberikan jawaban atas surat yang dikirimkan Universitas Lambung Mangkurat. Terkait permohonan membuka U-Turn di depan gerbang kampus di Jalan Hasan Basry.
Surat tanggapan itu dikirimkan kemarin (2/12). Isinya tegas, menolak permintaan universitas terbesar di Kalsel tersebut.
Ketua FLLAJ Banjarmasin Ichwan Noor Chalik mengatakan, penolakan itu punya dasar. Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No 11 Tahun 2017. “Setiap rencana atau kebijakan yang dibuat harus melalui analisis dampak lalu lintas,” ujarnya.
Pertimbangannya menyangkut potensi gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kecelakaan lalu lintas.
Dalam surat balasan itu juga jelas tertulis. Bahwa permintaan ULM tak didukung dokumen amdalalin. Tak mungkin bagi FLLAJ untuk mengabulkannya.
“Urusan keselamatan lalu lintas ini tanggung kami. Tidak bisa sembarangan dalam mengambil kebijakan,” tegas Kepala Dinas Perhubungan Banjarmasin itu.
Terlalu berisiko jika harus membuka U-Turn di depan gerbang keluar ULM. Apalagi, Jalan Hasan Basry tergolong padat. Siapa yang berani bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan atau hal buruk lainnya.
“Ini yang harus dipahami bersama. Bicara lalu lintas bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keselamatan,” tuturnya.
Meski begitu, Ichwan memaklumi. Tak semua sependapat dengan pola rekayasa lalu lintas yang dilakukan FLLAJ melalui Dishub. Tapi ia memastikan bahwa langkah mereka sudah berdasarkan kajian mendalam. Ada dokumen amdalalin-nya.
“Berlalu lintas ini bukan untuk kepentingan kelompok tertentu apalagi pribadi. Tapi masyarakat pengguna jalan,” ucapnya.
Intinya, saat ini Dishub tak akan membuka sarana putar balik jalan di sana. Kecuali ada solusi yang lebih bagus. Ichwan memastikan mereka tetap membuka diri untuk menerima saran dan kritik.
“Kalau ada cara atau solusi yang lebih baik, asalkan memenuhi amdalalin, kenapa tidak,” pungkasnya. (nur/fud/ema)
