MIRIS..! 135 Anak Sudah Jadi Korban Kekerasan di Banua, Sebagian Besar Terjadi di Dalam Rumah Tangga

- Selasa, 3 Desember 2019 | 12:07 WIB

BANJARBARU - Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih marak terjadi di Banua. Saban tahun, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Kalsel selalu menemukan ratusan kasus. Di mana, sebagian besar justru terjadi di dalam rumah tangga.

Untuk tahun ini, DPPA Kalsel mencatat dari Januari sampai Oktober sudah ada 188 kasus kekerasan yang mereka terima. Dari jumlah itu, 66 persen diantaranya terjadi di lingkungan keluarga atau KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).

Sedangkan untuk korbannya, jumlahnya tercatat 214 orang dari 188 kasus yang diterima tahun ini. Ironisnya, sebagian besar korban merupakan anak-anak dengan total 135. Sedangkan, 65 diantaranya perempuan dan 14 sisanya, laki-laki.

Kepala DPPA Kalsel Husnul Hatimah mengatakan, dari data kasus yang mereka terima itu, dapat disimpulkan bahwa perempuan dan anak masih menjadi korban utama dalam tindak kekerasan. "Yang disayangkan, kekerasan yang mereka terima justru masih banyak dari lingkungan keluarga (KDRT)," katanya.

Dia mengungkapkan, dari 188 kasus kekerasan yang masuk ke mereka, 74 diantaranya merupakan KDRT. "Untuk kasus KDRT, perempuan yang paling banyak jadi korban. Dari 74 kasus, 61 korbannya adalah perempuan," ungkapnya.

Kasus KDRT sendiri Husnul menyebut paling banyak ditemukan di Kabupaten Tanah Laut dan Banjarmasin. Namun, dirinya lupa berapa rincian jumlah kasus di dua daerah itu. "Datanya ada di kantor," sebutnya.

Mengenai jenis kekerasan yang dialami korban, dia menuturkan, sebagian besar korban mengalami kekerasan fisik dan psikologis. Bahkan, adapula yang menderita kekerasan seksual.

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan sendiri menurut Husnul cukup banyak. Bisa disebabkan oleh lingkungan, pendidikan, ekonomi hingga pernikahan dini.

"Pernikahan dini yang biasanya jadi faktor KDRT. Karena, mereka belum siap untuk berumah tangga sehingga ego antara suami dan istri masih tinggi lalu terjadilah perkelahian," jelasnya.

Maka dari itu, dia menyampaikan bahwa pihaknya selalu gencar memberikan penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat supaya pola pikir mengenai kekerasan dapat ditekan.

"Kami juga mengajak semua lintas sektor dan pelaku untuk berupaya melakukan pencegahan terjadinya KDRT, karena banyak anak dan perempuan jadi korban," ucapnya.

Secara terpisah, Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Provinsi Kalsel, Fathurrahman, menjelaskan bahwa kasus kekerasan anak dan perempuan masih jadi perhatian serius bagi pemerintah untuk menanggulanginya.

"Fenomena ini seperti gunung es, harus segera ditangani supaya tidak ada lagi anak-anak dan perempuan yang jadi korban," jelasnya.

Menurutnya, upaya DPPA Kalsel sudah cukup maksimal. Hal itu dapat dilihat dari jumlah kasus kekerasan setiap tahunnya cenderung menurun.

"Sebenarnya cenderung ada penurunan, walaupun kalau dibandingkan dengan tahun lalu ada kenaikan," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Kabur, Orang Suruhan Diringkus

Rabu, 17 April 2024 | 09:34 WIB

Sepeda Motor Dikembalikan Sindikat Penipu

Senin, 15 April 2024 | 15:15 WIB

Lima Rumah Hangus di Lok Bahu, Polisi Selidiki

Sabtu, 13 April 2024 | 15:35 WIB
X