Tengkorak Manusia Purba Ditemukan di Kotabaru, Buktikan di Banua Juga Ada Kehidupan Prasejarah

- Selasa, 3 Desember 2019 | 12:28 WIB

BANJARBARU - Bukti adanya kehidupan prasejarah di Banua terus bertambah. Tahun ini, Balai Arkeologi Banjarmasin kembali menemukan bukti baru melalui penelitian yang mereka lakukan.

Penelitian tahun ini sendiri difokuskan di kawasan Pegunungan Meratus di Kabupaten Kotabaru. Di mana, di sana tim arkeolog menemukan sejumlah peninggalan kehidupan di masa lampau.

Salah seorang peneliti dari Balai Arkeologi Banjarmasin, Nia Marniati mengatakan, bukti kehidupan prasejarah yang mereka temukan di Kotabaru ada bermacam-macam. Mulai dari gambar cadas, alat batu, gigi manusia hingga kerangka manusia.

"Semua temuan itu kami temukan di dalam goa. Total, ada sekitar 13 goa di Kotabaru terdapat bukti-bukti kehidupan prasejarah," katanya kepada Radar Banjarmasin, baru-baru tadi.

Dia mengungkapkan, goa-goa tersebut mereka temukan berada di Kecamatan Kelumpang Barat dan Kelumpang Hulu. "Sebagian besar goa hanya kami temukan gambar cadas, berupa tapak tangan, perahu dan manusia. Hanya, ada satu goa yang ada kami temukan kerangka manusia," ungkapnya.

Disampaikannya, kerangka manusia mereka temukan di salah satu goa yang ada di Kecamatan Kelumpang Hulu. "Kerangka yang kami temukan utuh. Berdasarkan hasil penanggalan radiokarbon, kerangka itu hidup di tahun 530 Masehi. Sementara rasnya kemungkinan besar Mongoloid," ucapnya.

Dia menambahkan, saat diukur panjangnya kerangka memiliki tinggi sama dengan manusia yang hidup pada zaman sekarang. Yakni, 165 sentimeter. "Jenis kelaminnya di perkirakan laki-laki dan diprediksi meninggal pada kisaran usia 26 sampai 42 tahun," tambahnya.

Nia menduga goa tersebut pada zaman dulu dihuni oleh banyak orang, lantaran selain kerangka mereka juga menemukan beberapa gigi manusia. "Mungkin kerangka yang lain sudah rusak," bebernya.

Lanjutnya, kerangka yang mereka temukan tersebut saat ini masih berada di goa dan belum mereka bawa karena masih dilakukan penelitian. "Mungkin nanti kalau sudah bisa kita bawa, kerangka itu akan dicetak untuk membuat tiruannya," ucapnya.

Selain kerangka, dia mengungkapkan dalam penelitian yang mereka lakukan Juli hingga Agustus 2019 itu juga ditemukan sejumlah alat berburu dari batu. Serta gambar cadas berupa kapal dan manusia. "Arti dalam gambar cadas berupa perahu itu mungkin keyakinan mereka, yakni simbol pengantar ke alam roh," ucapnya.

Sedangkan untuk gambar berupa tapak tangan, Nia menyampaikan bahwa pihaknya belum bisa menjelaskan artinya. "Karena di Kalsel, tapak tangan itu diduga tidak ada. Tapi, ternyata ada. Sebelumnya hanya ditemukan di Irian Jaya dan Sulawesi," paparnya.

Gambar tapak yang ditemukan sendiri, dia menyebut ada dua jenis warna. Ada yang merah dan juga hitam. "Merah itu kemungkinan mereka buat dari batu. Sedangkan yang hitam dari arang," sebutnya.

Sementara itu, Warsito yang juga sebagai peneliti di Badan Arkeologi Banjarmasin menyampaikan, kerangka manusia prasejarah yang ditemukan di Kotabaru menjadi temuan yang ke empat. Di mana, sebelumnya juga ditemukan satu kerangka di Tabalong dan dua di Mantewe, Tanah Bumbu.

"Kerangka sama-sama ditemukan di daerah Pegunungan Meratus. Maka dari itu, tahun ini penelitian dilanjutkan di sana tapi ke daerah Kotabaru," ucapnya.

Dia mengungkapkan, kerangka manusia purba pertama kali mereka temukan pada tahun 1994 di Tabalong. "Saat itu hanya berupa tulang dan kondisinya sangat rapuh sehingga tidak bisa diangkat," ungkapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X