Nasib Perajin Purun: Diorder untuk Acara Nasional, Purunnya Sudah Jadi Tapi Belum Dibayar, Pemesannya Malah Menghilang

- Rabu, 4 Desember 2019 | 11:29 WIB

Nasib sial diterima salah satu perajin purun di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka: Zainaturrahmah. Pasalnya, puluhan pesanan tas purun yang dibuatnya untuk acara nasional belum juga dibayar dan diambil oleh pemesannya.

----

Hingga kini dia masih bingung mencaritahu ke mana keberadaan si pemesan, karena ketika dihubungi nomor ponselnya sudah tidak aktif. "Dia seorang wanita muda. Saya tidak tanya dia tugas di dinas atau di mana, jadi sulit untuk mencarinya," kata Zainaturrahmah, kemarin.

Diungkapkannya, dirinya sudah berupaya mencari keberadaan si pemesan dengan menanyai para rombongan dinas yang datang ke Palam. Akan tetapi, tidak ada yang mengenalinya. "Saya jelaskan ciri-ciri perawakan pemesan tas purun itu ke orang-orang dinas yang berkunjung ke Palam. Tapi ternyata tidak ada yang kenal," ungkapnya.

Dia mengaku terakhir kali bisa menghubungi wanita pemesan tas purun bertuliskan Harganas tersebut pada Agustus 2019. "Alasan dia belum bisa mengambil dan membayar tas karena sedang sibuk di Jakarta," tuturnya.

Jumlah pesanan tas purun yang belum dibayar sendiri sekitar 35. Sekarang masih disimpan Zainaturrahmah lantaran tidak ada yang mau membelinya. "Dijual tidak laku, karena ada tulisan Harganas-nya," ujar wanita yang akrab disapa Zaina ini.

Sesuai dengan harga pasaran saat ini, dia mengungkapkan satu tas purunnya dibandrol sekitar Rp33 ribu hingga Rp35 ribu. Jadi, dengan tidak dibayarnya 30 lebih tas purun Harganas dirinya merugi hampir Rp1 juta. "Satu juta itu lumayan banyak bagi kami. Apalagi untuk membuat satu purun memerlukan waktu cukup lama," bebernya.

Dia menyampaikan, saat memesan wanita si pemesan itu meminta agar tas secepatnya tersedia. Sehingga, dirinya mengaku harus mengajak tiga perajin lain untuk membantu dalam proses pembuatannya. "Karena tidak banyak perajin yang bisa membuat motif tulisan," ucapnya.

Lalu kenapa dirinya bisa percaya dengan si pemesan misterius tersebut? Zaina menuturkan, dia percaya lantaran wanita itu sebelumnya sudah berulang kali memesan kerajinan purun ke tempatnya. "Bahkan dia pernah pesan ratusan tas. Eh, ternyata yang terakhir ini tidak dibayar," tuturnya.

Dia mengaku merasa sudah ditipu oleh pemesan yang tidak mengambil barang yang sudah dipesan itu. Sebab, mengganti nomor ponsel tanpa memberitahu dirinya. "Tapi mau bagaimana lagi, kami tidak tahu di mana orangnya sekarang. Kalau tahu, pasti kami datangi," paparnya.

Sementara itu, Ketua RT 05, Kelurahan Palam, M Amin menduga si pemesan merupakan penyedia barang dalam rangkaian acara Harganas yang digelar di Perkantoran Provinsi Kalsel di Banjarbaru awal Juli 2019. "Mungkin dia mencari untung juga dalam menyediakan barang ke panitia," ujarnya.

Sebab, sepengetahuannya Harganas adalah acara nasional. Di mana, panitianya merupakan pemerintah pusat. "Karena orang-orang dinas di sini juga tidak tahu siapa dia," ucapnya.

Menurutnya, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi para perajin purun di Kelurahan Palam. Supaya, tidak langsung percaya dengan pemesan. "Kalau bisa minta uang muka sebagai bukti keseriusan si pemesan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X