Mahir Pijat, Belum Tentu Bisa Pijat Refleksi, Tuna Netra Diberi Pelatihan Pijat Refleksi

- Minggu, 8 Desember 2019 | 16:21 WIB

Soal jasa pijat, para tuna netra memiliki kelebihan tersendiri. Namun soal keterampilan pijat refleksi, belum tentu.

---- 

Karena itulah puluhan tuna netra difasilitasi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Kalsel untuk ikut pelatihan di Masjid Al-Furqon Banjarmasin, akemarin. Mereka menggelar pelatihan khusus keterampilan pijat refleksi.

“Kami ingin terus ambil bagian untuk memberdayakan para tuna netra di Kalsel. Waktu lalu memberikan pembelajaran membaca Alquran brailer. Hari ini kami berikan keterampilan agar mereka lebih terlatih,” ujar Ketua MPM Pengusus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalsel Hesly Junianto kemarin.

Menurutnya, saat ini tren refleksi mulai digemari masyarakat. Dengan berlatar belakang keahlian pijat yang dimiliki, sayang jika para tuna netra tak diberikan keterampilan yang lebih. “Paling tidak ada pengembangan bakat mereka, sebab mereka ini sudah memiliki dasar bisa memijat,” sebutnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua PWM Kalsel Prof Ridhani Fizi memberi apresiasi kepada para difabel yang memiliki keinginan untuk berkembang. Apalagi tak hanya memberikan pelatihan, para difabel ini kedepannya juga akan dibantu untuk usaha mereka.

“Suatu saat masjid ini akan mengembangkan bisnis pijat refleksi, karena ada memiliki tempat rumah toko (Ruko) yang bisa dimanfaatkan untuk itu,” cetusnya.

Yang paling penting ucap Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin itu, kaum tuna netra ini akan memiliki kepandaian dalam pijat refleksi dan bisa diberdayakan, sehingga mereka bisa memiliki pekerjaan yang tetap. “Kalau sudah memiliki keahlian, tentu mereka bisa melayani panggilan. Ini yang kami harapkan,” harapnya.

Dikatakannya, sesuai pesan Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Muhammadiyah harus bisa membantu memberdayakan kaum disabilitas atau mereka-mereka yang memiliki keterbatasan fisik dan mental. Kegiatan pelatihan bagi kaum tuna netra ini sebagai salah satu aplikasinya. “Tak hanya tuna netra, kaum disabilitas lainnya juga diberi perhatian, dengan beragam pembinaan lain,” terang Ridhani.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Muhammadiyah 11 Kota Banjarmasin M Natsir Bardjat menegaskan akan ada lanjutan kegiatan dari pelatihan bagi kaum tuna netra. “Kami memang merancang akan membuka tempat pijat refleksi bagi mereka. Agar lebih bermakna,” ucapnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X