Spesialis Cukur ODMK Terlantar, Sedekah Lewat Gunting dan Sisir

- Minggu, 15 Desember 2019 | 11:42 WIB

Tak perlu ijazah untuk bermanfaat bagi sesama. Aspiyani buktinya. SD saja tak lulus, kini ia menjadi spesialis cukur rambut ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan) terlantar di jalan.

-- Oleh: SYARAFUDDIN, Radar Banjarmasin --

SABTU (14/12) jam 11 siang, Aspi menyalakan motor. Berkendara menuju Pasar Lama, Banjarmasin Tengah. Di sana ada ODMK (istilah orang gila terdengar kurang sopan) yang telah menunggu dicukur.

Entah mengapa ia berubah pikiran. Aspi sudah coba merayu, tapi ia terlanjur merajuk. "Mood-nya rupanya sedang jelek," ujarnya.

Aspi sudah terbiasa mendapat penolakan. "Begitulah, lebih banyak yang gagal ketimbang yang berhasil," imbuhnya.

Tapi Aspi tak gampang menyerah. Dia kemudian berkeliling sampai Jalan Ahmad Yani kilometer 3,5. Di seberang Mapolresta Banjarmasin, ada dua "buruan" sekaligus. Keduanya ternyata mau dicukur.

Tentu tak gampang. Mereka harus diajak ngobrol. Dikasih nasi bungkus untuk makan siang, minuman soda, dan rokok. Setelah merasa nyaman, baru gunting dan sisir dikeluarkan.

Lelaki pertama duduk di halte. Penuturan warga sekitar, ia bisa duduk diam di sana seharian tanpa bergerak. Lelaki kedua keluyuran di depan kantor KPU. Rambutnya sudah panjang acak-acakan. Matanya berputar dengan liar.

Mendekati sore, setelah berkali-kali menolak, baru keduanya mau dicukur. Bayangkan, butuh waktu empat jam hanya untuk mencukur dua kepala ODMK!

"Sangat jarang bisa mengeksekusi dua 'pasien' sekaligus dalam sehari. Biasanya butuh waktu dua sampai tiga hari hanya untuk mendekati dan membujuk saja," kata Aspi.

Memangnya, siapa orang ini? Aspi lahir di Banjarmasin, 27 tahun silam. Dia kini tinggal di Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala. Dia ayah dari dua anak.

Kisah hidupnya memang tak lazim. Menginjak kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda di Kampung Kuin, Aspi berhenti sekolah. "Tangan saya patah karena bercanda berlebihan dengan teman sekelas. Setelah itu, saya takut kembali ke sekolah," kenangnya.

Aspi kemudian membantu ibunya berjualan di Pasar Tungging, Jalan Belitung Darat. Beranjak dewasa, ia magang mencukur rambut di sebuah barbershop.

"Kala itu istri sedang hamil. Saya butuh banyak uang untuk persalinan. Makanya saya belajar mencukur rambut dengan seorang teman," kisahnya.

Tahun 2016, Aspi membuka kios Cukur Rambut Borneo di Jalan Kayu Tangi II, Banjarmasin Utara. Sekarang Aspi sudah sanggup menggaji dua karyawan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X