RANTAU - Sambil menangis, M Noor Asian menyesali apa yang sudah dilakukannya kepada Acong warga Desa Suato Tatakan Rt 12 Rw 04 Kecamatan Tapin Selatan. Hingga nyawa korban melayang.
Pria berumur 30 tahun ini bercerita bahwa permasalahan awal mengenai tanah, yang melebihi batas. Niat warga Jalan Datu Panjang Kecamatan Tapin Tengah, untuk meluruskan mengenai tanah tersebut.
"Sempat ada cekcok dengan korban. Hingga berujung peristiwa tersebut," sesalnya, Rabu (18/12) malam di Ruang Kanit Reskrim Polsek Tapin Selatan.
Ia mengaku waktu itu, tidak ada niatan untuk melakukan hal yang menyebabkan nyawa korban melayang. Untuk senjata tajam yang dibawa pun, itu karena profesinya sebagai penjaga kandang ayam yang tak lepas dari itu.
"Sungguh saya sangat menyesal. Kalau dibolehkan saya mau ziarah ke makam korban," katanya sambil meneteskan air mata.
Pria yang memiliki dua orang anak ini siap mempertanggungjawabkan perbuatannya. Anggapan bahwa dirinya kabur, itu karena ia ingin mengunjungi keluarga untuk bermusyawarah.
"Saat kejadian saya sempat pulang ke rumah untuk mandi," jelasnya.
Lalu, setelah hari sudah malam, ia berniat untuk pergi ke Pelaihari untuk mengunjungi orang tua di sana untuk bermusyawarah. Baru sampai di perbatasan Binuang, ia memutuskan untuk balik kanan.
"Saat itu juga saya pergi ke keluarga saya yang ada di Kandangan. Subuh harinya saya ke rumah saya di Tapin Tengah. Di sana saya bercerita dengan istri saya tentang kejadian itu dan istri saya menangis mendengarnya," pungkasnya.
Kapolsek Tapin Setalah Iptu Singgih Aditya menuturkan bahwa bersyukur pelaku dapat diamankan, setelah dua hari melakukan pencarian.
"Saya menyayangkan atas tragedi ini. Semoga, kejadian ini tidak berlanjut. Apalagi menjelang tahun baru, saya imbau kepada masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban agar selalu kondusif," tuturnya.
Peristiwa pembunuhan sendiri terjadi Senin (16/12) sekitar pukul 14.30 Wita. Saat itu, korban mengalami luka bagian bahu dan bagian belakang leher yang hampir putus. (dly/ema)
