Malam Badadapatan Manyampuk Karindangan di Hulu Sungai Tengah

- Kamis, 26 Desember 2019 | 07:21 WIB

Penyair Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), menggelar Malam Badadapatan Manyampuk Karindangan. Pada Selasa (24/12) malam yang dingin. Di bawah rindangnya bambu mereka bertemu. Melepas rindu, menebar cinta dan menggantungkan harapan. 

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Barabai --

Puluhan penyair merubung di panggung Lapak Seni Dwi Warna Barabai, malam itu. Datang dari berbagai daerah di Kalimantan selatan, ada satu hal penting selain rindu yang mengumpulkan para penyair itu. Yakni, mereka adalah putera puteri asal Kabupaten HST.

Seperti yang diungkapkan penyair perempuan yang lahir di Desa Munti, Kecamatan Barabai, Helwatin Najwa, melalui puisinya berjudul ‘Bacalah Pesanku’. Meski raganya kini menetap di Kotabaru, namun kenangan terhadap tanah kelahirannya itu berlapis-lapis. Berkibar di ujung selendang dan berpesan pada gemericik air yang mengalir di batu-batu kali.

“Tembuni saya ditanam di sini,” ungkap perempuan kelahiran 15 Mei, itu sebelum membacakan puisi.

Meski udara cukup dingin, di malam pertemuan itu suasananya hangat. Bahkan sesekali mengentak panas dengan semangat. Secara bergantian, selain Helwatin Najwa, beberapa penyair juga didapuk membacakan puisi.

Ada Ali Syamsudin Arsi, Fahmi Wahid, Masdulhak Abdi, Misbah Munir, Asna Sepriawati, dan lain-lain. Termasuk, Wakil Bupati HST, Berry Nahdian Forqan dan Sekretaris daerah HST, H A Tamzil, yang juga merupakan Ketua Umum Dewan Kesenian HST.

Contoh kecil, puisi pembangkit semangat yang membuktikan bahwa para penyair sangat peka terhadap situasi terkini. Dibawakan oleh Masdulhak Abdi, puisi berjudul ‘Tambahi Lagi’, sukses membuat sejumlah warga yang turut berhadir bersama-sama meneriakkan kalimat “Mbehhe Lage (Tambahi Lagi, red)”. Yang sebelumnya, dipopulerkan oleh selebgram banua, Antonio Borneo.

Bagi Masudlhak, untuk banua ini tak ada hitung-hitungan. Barabai kota berseri harus terus diperjuangkan. Baik yang tinggal di desa maupun di kota. Yang berkuasa atau pun rakyat jelata. Yang alim ulama sampai pengikutnya. Yang tokoh adat, tokoh masyarakat hingga tokoh macam rupa.

Masdulhak, juga mengatakan bahwa semua layak bergandeng tangan. Sejalan sehaluan. Serta menyingkirkan iri dengki yang meracun hati. Membuang ego yang mengusik kebersamaan. Menghancurkan nafsu yang kerap memantik perpecahan.

“Tambahi lagi. Tambahi lagi kawan. Tambahi lagi rasa sayang, tambahi semangat garang, tambahi rasa peduli, tambahi ikhlas diri. Jadikan kota Barabai semakin berseri, semakin beriman penuh berkah Ilahi. Semangat di dada jangan sampai padam. Atur barisan, tata banua seindah pualam,” teriaknya.

Secara khusus, pertemuan itu tidak sekadar temu kangen sesama penyair Kabupaten HST saja. Malam itu, juga dikukuhkan Kepengurusan Kerukunan Sastrawan HST. Yang dibentuk bertepatan Hari Jadi Kabupaten HST, yakni tanggal 24 Desember. Yang didaulat menjadi ketuanya, adalah penyair Ali Syamsudin Arsi.

Kepada Radar Banjarmasin, Ali Syamsudin Arsi, menuturkan bahwa pertemuan ini, digagas karena masing-masing penyair saling berkaitan. Yakni satu tanah kelahiran (Kabupaten HST, red). Bahkan, meski berada di tempat lain, tapi penyair satu dengan penyair lainnya merasa selalu bersama.

Kemudian. Dalam kesempatan yang sama, para penyair juga memperkenalkan sebuah buku berisikan 98 puisi karya 33 penyair asal Bumi Murakata (gelar Kabupaten HST, yang berarti Mufakat Rakat Seiya Sekata, red). Judulnya, Dundang Parijs Van Borneo, Bunga Rampai Puisi.

“Kami percaya, dengan menulis dapat menghasilkan kekuatan yang besar dan bisa mengubah apapun,” ucap Ali Syamsudin Arsi.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X