Ekonomi Kalsel Melambat, Pengusaha Berharap Nanti Bisa Lebih Baik

- Jumat, 27 Desember 2019 | 11:29 WIB

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalsel ternyata berdampak kepada perkembangan sejumlah sektor bisnis. Seperti halnya bisnis properti, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Kalsel, Roy Zani Sjachril menyampaikan bahwa penjualan rumah tipe menengah ke atas dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

"Sudah empat tahun terakhir penjualan rumah tipe menengah ke atas sangat sepi. Misal kita membuka lahan untuk 100 unit rumah, paling dalam setahun yang laku cuma 10 unit," katanya.

Dia menduga, melesunya bisnis properti dikarenakan pertumbuhan ekonomi Kalsel yang lambat dan penuh ketidakpastian. "Lambatnya pertumbuhan ekonomi membuat banyak orang menunda untuk investasi yang sifatnya konsumtif dan enggan menyimpan aset tidak langsung dicairkan," katanya.

Roy menyampaikan, masyarakat saat ini lebih banyak yang masih mendahulukan investasi di bidang yang mudah langsung dicairkan atau tidak terlalu lama untuk bisa dicairkan. Seperti deposito, emas dan lain-lain. "Kalaupun ada yang mau beli rumah, banyak yang mencari rumah bersubsidi," ucapnya.

Rumah bersubsidi sendiri menurutnya saat ini masih jadi primadona masyarakat Kalsel lantaran harganya yang murah. Namun, dia menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir kuotanya terus dikurangi oleh pemerintah. "Padahal setiap tahun semua kuota terbangun. Tapi, malah dikurangi kuotanya. Tahun ini cuma 39 ribu unit, sementara tahun lalu lebih dari itu," ujarnya.

Dia berharap, tahun depan prospek bisnis properti dapat lebih baik lagi. Seiring dengan dibukanya terminal baru Bandara Syamsudin Noor berstatus internasional. "Tapi semuanya tergantung dengan perluasan jalur penerbangan dan akselerasi kemudahan investasi yang diberikan oleh pemda. Sehingga perpindahan penduduk bisa lebih cepat," paparnya.

Selain properti, bisnis di bidang perhotelan juga belum ada perkembangan dan masih stagnan sama seperti tahun lalu. Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalsel, Fahmi menuturkan, tingkat hunian tahun ini hanya meningkat sedikit dibandingkan 2018 lalu.

"Itu pun tamu lebih banyak didominasi pemerintahan yang meningkat di empat bulan terakhir 2019. Karena ada banyak event nasional, seperti Harganas, HKSN, Haornas dan lain-lain," tuturnya.

Menurutnya, 2020 kondisi hunian hotel bakal tidak berbeda jauh dibandingkan dengan tahun ini. "Kecuali bandara sudah membuka flight asing, maka kemungkinan tingkat hunian bisa bertambah,"

Sementara pengamat ekonomi  Dr Muzdalifah menyarankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel sudah harus mengurangi ketergantungan terhadap komoditas Sumber Daya Alam (SDA). Pemprov harus segera beralih ke sektor lainnya.

“Sumber penggerak ekonomi Kalsel harus berubah, selama ini bergantung pada batubara,” ujarnya.

Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini mengamati, perkembangan harga komoditas batu bara terus mengalami penurunan. Berdasarkan indeks harga komoditas internasional, diketahui indeks harga batu bara menunjukkan tren penurunan sejak Oktober 2018 hingga saat ini. Oktober 2019 berdasarkan index mundi dari 68,92 mengalami penurunan sebesar 2,80 persen menjadi 66,99.

“Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan, industri pengolahan dan pariwisata, harus dikembangkan,” terangnya.

Kata Muzdalifah, pemerintah daerah harus mulai menggerakkan sektor-sektor tersebut. Contohnya pertanian dan perkebunan. Ekspor harga karet di pasar global tahun 2019 meningkat sebesar 6,51 persen. Salah satu impor yang cukup besar di Indonesia adalah bahan pangan. Tidak hanya impor, pasar dalam negeri masih terbuka luas. Kalsel bisa mengambil peran yang cukup besar dengan menjadikan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang didukung dengan industri pengolahan, bisa diandalkan bagi perekonomian daerah ke depan.

Sektor pariwisata di Kalsel juga tak kalah menarik dengan daerah luar dan sangat menjanjikan. Tinggal dipoles sarana dan prasarananya, agar wisatawan yang datang merasa nyaman.“Ini bisa membangun kemandirian masyarakat lokal untuk menjadikan tempat pariwisata sebagai sarana untuk mendapatkan sumber pendapatan,” katanya. (ris/gmp/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X