Sudah 50 Anak Sungai Dikeruk, Hizbul Wathoni: PUPR Punya Modal Rp 17,6 Miliar

- Minggu, 29 Desember 2019 | 09:53 WIB

BANJARMASIN - Sekitar 100 alur sungai masih aktif di kota ini. Setidaknya, itulah yang ingin dirawat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Runag (PUPR) Banjarmasin. Agar tak buntu, apalagi mati.

PUPR mengklaim sudah mengeruk sekitar 50 anak sungai. Setidaknya pekerjaan itulah yang mereka lakukan sepanjang tahun ini. Demi menjaga eksistensi, PUPR tak cuma melakukan normalisasi. Tapi juga revitalisasi. Pekerjaan itu masih berjalan hingga saat ini.

Kabid Sungai PUPR Banjarmasin, Hizbul Wathony menyebut perawatan sungai sudah menjadi program prioritas mereka. “Salah satu langkah untuk terus melestarikannya dengan cara dikeruk agar tidak mendangkal,” sebutnya.

Setidaknya, ada 25 sungai yang mereka keruk. Menggunakan alat berat atau secara manual. Tergantung luas sungai. Sebut saja seperti Sungai Punggu, Sungai Jalan HKSN, Sungai Antasan Raden, Sungai Sutoyo, Sungai Simpang Tangga, Sungai Muara Kelayan dan Sungai Jarak.

Selain pengerukan, PUPR juga menerapkan pola penyiringan. Sehingga sungai benar-benar tertata rapi dan tak terjadi penyempitan.

“Ini dilakukan untuk sekitar 20 anak sungai di Banjarmasin,” ungkapnya.

Untuk menyebut beberapa anak sungai yang masuk program penyiringan, di antaranya Sungai Lumbah, Sungai Andai menuju Sungai Gampa, Sungai Saluang, Sungai Limau, Sungai Simpang Layang, Sungai Saka Harang, Sungai Airmantan, Sungai Sidomulyo, serta Sungai Simpang Tangga.

"Ada yang sudah dikeruk lalu disiring atau disiring dengan ditanami pohon. Tergantung struktur sungai dan tepiannya,“ katanya.

Biar tahu saja. Untuk merawat sungai-sungai yang ada di kota ini, PUPR punya modal Rp 17,6 miliar. Diambil dari APBD 2019.

Anggaran itu termasuk menggaji pasukan “turbo” atau pembersih drainase dan sungai. Total ada empat grup. Nominalnya mencapai Rp 2 miliar setahun.

“Termasuk juga untuk menggaji penjaga alat telemetri 3 station, operasionalnya, alat kerjanya dan lainnya. Anggaran itu juga sekitar sekitar Rp 2 miliar,” beber Wathony.

Tak cuma itu. Penggunaan anggaran juga termasuk untuk biaya sosialisasi di lima kecamatan. Plus pembuatan papan nama sungai, sempadan sungai, imbauan dan patok beton penanda sungai. 

Jadi, Anda tinggal hitung. Berapa biaya yang digunakan khusus untuk melakukan normalisasi dan revitalisasi sungai. "Dengan yang tersisa, kami terus berupaya maksimal. Agar sungai-sungai Banjarmasin terus berfungsi dan bersih," pungkasnya. (nur/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X