Dishut Kalsel Kuliahkan Perwakilan ke Finlandia

- Minggu, 29 Desember 2019 | 11:31 WIB

BANJARBARU - Dinas Kehutanan Kalsel ingin kembali mengirim sejumlah perwakilan ke Finlandia. Rencananya orang-orang yang dikirim tersebut akan disekolahkan setara sarjana strata satu (S-1) untuk menyerap ilmu tentang teknologi dan produksi kehutanan di negara Nordik yang terletak di Eropa Utara itu.

Rencana tersebut diungkapkan Kadishut Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq di sela-sela acara Paparan dari Konsultan Bisnis Finlandia dan diskusi rencana kerja sama antara Dishut Kalsel dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI) di Hotel Roditha Banjarbaru, Jumat (27/12).

"Dinas Kehutanan dan Kementerian LHK ada wacana akan menyekolahkan beberapa orang untuk belajar tentang teknologi dan produksi kehutanan ke Finlandia," kata Hanif dalam acara tersebut.

Dishut Kalsel sendiri terhitung sudah dua kali memberangkatkan sejumlah perwakilan untuk belajar ke Finlandia. Yakni, 2018 lalu dan yang terakhir pada November 2019 tadi.

Pada bulan lalu, Kepala Dishut Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq bersama delapan pejabat eselon III berada di Finlandia selama sepuluh hari. Untuk belajar pengelolaan tanaman berbasis digital lewat aplikasi e-service. Mulai dari pembibitan, perawatan, dan pemasaran hasil tanaman.

“Ada sembilan orang ke Finlandia pada tanggal 15 sampai 24 November. Enam orang eselon III (Dishut dan UPT), satu orang eselon IV, kadis, dan dosen senior Fakultas Kehutanan ULM,” ungkap Hanif.

Dia berkata, timnya perlu belajar e-service demi memudahkan pemantauan setiap tanaman. "Seperti halnya perawatan kendaraan yang serba computerize. Dengan e-service, ketika tanaman sudah saatnya diberi pupuk, maka sistem akan menginstruksikan segera diberi perawatan berkala," ucapnya.

Lalu kenapa selalu memilih belajar ke Finlandia? Dia beralasan, karena Finlandia sudah dapat menata luas hutan mereka dengan bagus. "Finlandia menjadi barometer pembangunan kehutanan Internasional, lantaran luas hutan mereka yang hampir 80 persen dari luas daratannya dapat terkelola dengan baik," ujarnya.

Bahkan Hanif menyampaikan, kendala yang besar seperti adanya musim salju sudah bukan jadi ancaman bagi Finlandia untuk bisa mengelola hutannya dengan baik melalui e-service. "Model pengelolaan hutan digital di sana mau kita aplikasikan ke Kalsel dan Indonesia," ucapnya.

Dia berharap pola pengelolaan tanaman berbasis digital lewat aplikasi e-service bisa mulai efektif pada 2020. "Dengan menghadapi revolusi 4.0, maka semuanya harus berbasis online," bebernya.

Hanif optimis dengan belajar dan menerapkan e-service ke depannya hasil perhutanan akan dikerjakan teratur mulai hulu sampai hilirnya.

Sebab, selama ini dia mengakui pola penanaman dan hilirisasi hasil hutan di Kalsel kurang optimal. Sehingga belum berdampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. “E-service bisa detail, pemasaran kemana. Ketika hilirnya masih lemah, kita bisa orientasi pasar atau hasil,” pungkas Hanif. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X