Nilai Ekspor Banua Turun

- Minggu, 29 Desember 2019 | 11:34 WIB

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel bulan ini merilis nilai ekspor dan impor Kalsel selama November. Terungkap nilai ekspor komoditas di Kalsel mengalami penurunan, sedangkan impor justru semakin naik.

Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor melalui pelabuhan di Banua per November 2019 hanya USD650,29 juta. Turun 2,91 persen dibandingkan Oktober yang mencapai USD669,80 juta.

“Jika dibandingkan dengan November 2018, nilai ekspor November 2019 juga turun sekitar 11,70 persen. Karena tahun lalu nilainya mencapai USD736,45 juta,” kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Diah Utami.

Lanjutnya, adapun komoditas barang yang paling banyak diekspor selama periode Oktober - November 2019 adalah kelompok bahan bakar mineral dengan nilai USD557,17 juta. "Unggulan ekspor Kalsel selama ini memang bahan bakar mineral, yakni batubara," ujarnya.

Sedangkan untuk negara tujuan ekspor terbesar selama November 2019, dia mengungkapkan paling besar ialah ke Tiongkok dengan nilai USD254,08 juta.

Sementara itu, di sisi lain nilai impor Kalsel pada November 2019 tercatat USD99,80 juta atau naik sebesar 27,03 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya USD78,57 juta.

“Meski naik dari Oktober ke November, tapi nilai impor turun 29,68 persen jika dibandingkan dengan 2018. Sebab, saat itu impor nilainya mencapai USD141,93 juta,” ujarnya

Mengenai komoditas barang yang paling banyak diimpor, dia menyampaikan yaitu kelompok bahan bakar mineral dengan nilai sebesar USD70,26 juta. "Negara asal impor dengan nilai terbesar adalah Malaysia yakni sebesar USD45,75 juta," beber Diah.

Dari data-data itu, dia menuturkan bahwa neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada November 2019 tetap menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD550,49 juta. “Nilai tersebut lebih kecil daripada neraca perdagangan pada bulan Oktober 2019 yang surplus USD591,23 juta,” paparnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani membenarkan angka impor dan ekspor yang dirilis oleh BPS Kalsel. "Iya semuanya benar," ucapnya.

Menurutnya, impor dan ekspor dilakukan untuk memperkuat dan mendukung jalannya usaha industri. Sehingga, nilainya setiap bulan akan berubah. "Tergantung bagaimana jalannya usaha. Nilai impor ataupun ekspor bisa turun atau naik," katanya.

Seperti halnya impor dari Malaysia, menurutnya ada banyak barang yang diperlukan pelaku industri yang ada di sana. Sedangkan, di dalam negeri tidak tersedia. "Barang dari Malaysia biasanya mesin, peralatan listrik dan minyak," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X