Baru juga Diresmikan, Plafon Terminal Bandara Sudah Jebol Akibat Hujan Deras

- Minggu, 29 Desember 2019 | 12:38 WIB

BANJARBARU - Baru beberapa pekan diresmikan, bagian plafon di salah satu sudut Bandara Syamsudin Noor jebol akibat hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan bandara Kota Banjarbaru, Sabtu (28/12) malam.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, Minggu (29/12), plafon yang jebol tepat di ujung selasar terminal keberangkatan penumpang tersebut lumayan luas. Yakni, sekitar 15 meter persegi.

Saat dikonfirmasi, Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsudin Noor Aditya Putra Patria menyampaikan, kerusakan plafon terjadi diduga lantaran air berlebihan yang masuk ke area pembuangan air saat hujan deras mengguyur kawasan Banjarbaru. Akibatnya, air meluap dan mengenai plafon.

"Selain itu, saat kami periksa ternyata ada banyak sisa-sisa material proyek yang menyumbat alur pembuangan air. Itu juga salah satu penyebab air meluap," katanya.

Dia mengungkapkan, bagian yang mengalami kerusakan hanya plafon dan sama sekali tidak mengganggu jadwal penerbangan baik malam hari maupun sepanjang hari ini (29/12). "Semua aman dan ini akan kami evaluasi," ungkapnya.

Diketahui, terminal baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, baru diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada, Rabu (18/12) dan sempat membuat kagum kepala negara karena besarnya bangunan. 

Bangunan bandara yang sudah mendapatkan status International itu memiliki luas 77.562 meter per segi dan mampu menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun dari hanya 1,3 penumpang tahun sebelumnya.

Secara terpisah, Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Muhammad Shaa Imul Qadri menjelaskan, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (28/12) malam hingga Minggu (29/12) pagi yang mengakibatkan plafon bandara ambrol dipengaruhi oleh adanya massa udara basah di lapisan rendah yang terkonsentrasi di wilayah Kalimantan Selatan.

"Selain itu ditambah adanya pola angin konvergensi di wilayah Kalsel yang membuat penumpukan massa udara di wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan pertumbuhan awan konvektif (awan penghasil hujan)," jelasnya.

Di daerah konvergensi sendiri, menurutnya pada umumnya keadaan cuaca sekitar akan sangat buruk. Seperti hujan deras dan angin kencang. Bahkan, dikatakannya hujan bisa berlangsung dalam waktu cukup lama karena terbentuknya pumpunan awan dalam sebaran yang luas. Serta, awan tunggal yang berukuran sangat besar. "Fenomena pembentukan awan ini sudah sangat umum bagi dunia penerbangan, sebagai awan yang patut diwaspadai," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X