BANJARMASIN - Beberapa waktu lalu, warga kota ribut. Ketika membuka kran PDAM, air yang keluar berwarna hitam pekat layaknya kopi. Kejadian tersebut viral di media sosial. Hal itu menarik perhatian DPRD Banjarmasin.
Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin, Muhammad Faisal Hariyadi menyebut warga tak salah memviralkan kejadian tersebut. “Ini adalah cara warga meluapkan kekesalannya atas kinerja PDAM,” katanya.
Faisal maklum. Problemnya tak hanya satu itu saja. Ada banyak permasalahan lain yang kerap terjadi. Mulai dari distribusi tak lancar hingga mati total lantaran kendala teknis. “Apa yang diteriakkan pelanggan di medsos itu, mereka menuntut hak untuk mendapat pelayanan terbaik PDAM. Karena selama ini mereka membayar,” tuturnya.
Faisal mengatakan pihaknya sempat meminta jajaran Dewan Pengawas PDAM Bandarmasih untuk melakukan audit kinerja pegawainya. Terkait terjadinya kebocoran pipa air baku berdiameter 1.200 itu.
“Dengan dilakukan audit kinerja itu, masyarakat bisa mengetahui sejauh mana yang dikerjakan pegawai selama ini,” tegasnya.
Komisi II ingin agar direksi dan dewan pengawasan PDAM tak hanya diam. Mereka mesti melakukan sesuatu agar kinerja perusahaan air minum itu lebih maksimal. Sebab, masalah ketersediaan air bersih ini menjadi sorotan tajam bagi warga kota. Karena sudah terlalu sering terjadi.
Faisal meminta persoalan ini harus diselesaikan. Supaya ke depannya lebih baik. Hingga tak ada lagi informasi masyarakat mengeluhkan kondisi air keruh dan tak lancar pendistribusian. “PDAM harus berkomitmen dalam memberikan pelayanan ke masyarakat. Tentu dengan kualitas yang terjamin,” ucap politisi PAN itu.
Apalagi, tahun depan PDAM menatap label baru. Menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda). Artinya, mereka harus benar-benar mampu memberi pelayanan terbaik. Jangan sampai ada cela. “Karena itulah yang diinginkan warga Banjarmasin,” tuntasnya.(nur/dye/ema)
