RANTAU - Tingginya curah hujan di Kalimantan Selatan membuat warag Tapin cemas. Pasalnya, debit air di Sungai Tapin sudah masuk dalam zona siaga, Kamis (2/1/2020). Kondisi ini diperparah dengan tumpukan sampah yang mulai mengancam keberadaan jembatan akses vital warga yang melintang di sepanjang aliran sungai.
Seperti yang terjadi di jembatan guntur Jalan Kesumagiri Kelurahan Rangda Malingkung Kecamatan Tapin Utara. Tumpukan sampah ranting dan eceng gondok yang menyesaki rangka jembatan nyaris membuat jembatan terbawa arus.
Untuk mengantisipasi supaya jembatan yang terbuat dari kayu ulin itu tidak runtuh, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PU, TNI, Polri dan warga setempat bahu membahu membersihkan sampah di sepanjang aliran sungai.
Sampah yang sudah sangkut di jembatan terdiri dari eceng gondok, kayu-kayu, sampah plastik dan botol-botol. Untuk sampah kayu dan plastik diangkut ke pembuangan sampah, sedangkan sampah eceng gondok dilarukan begitu saja di sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Tapin Said Abdul Nasir yang juga berada di lokasi menuturkan bahwa pembersihan sampah yang dilakukan, untuk mengantisipasi jembatan tidak runtuh.
"Sampah-sampah terus menumpuk di sini. Kalau tidak dibersihkan akan menumpuk semakin banyak, takutnya berakibat pada jembatan," ucapnya. (dly/ema)