BANJARMASIN - Kota ini belum bisa move on dari serangan eceng gondok. Ketika hujan turun di hulu Sungai Martapura, tanaman mengapung itu terbawa arus hingga Banjarmasin.
Seperti yang terlihat beberapa hari terakhir, eceng gondok itu menumpuk di beberapa titik. Salah satunya di bawah Jembatan Perintis (Pasar Lama). Atau di bawah Jembatan Dewi.
Petugas kebersihan pun harus bekerja ekstra. Menggunakan berbagai perlengkapan, termasuk kapal sapu-sapu. Supaya jalur transportasi sungai tak terhambat. Setidaknya, itulah yang bisa dilakukan pemko.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Pemprov Kalsel. Pemko kewalahan jika harus bekerja sendiri. “Eceng gondok ini kiriman dari bagian hulu sungai. Karena Banjarmasin posisinya di hilir, jadi selalu kebagian sampahnya," ucapnya.
Yang Ibnu maksud, daerah lain yang dilewati aliran sungai juga mesti turun tangan. Contohnya seperti Kabupaten Banjar.
Itu baru persoalan eceng gondok. Yang terbawa arus bukan hanya tanaman itu. Tapi juga berbagai jenis sampah. Mulai dari plastik, hingga batang kayu. Jumlahnya, tentu saja tak sedikit.
Mengacu salah satu point Maklumat Banjarmasin hasil kongres sungai ketiga 2017 lalu, bahwa sumber daya air dan lingkungan hidup perlu diperhatikan dan dijaga.
Selain itu, segala permasalahannya juga mesti diatasi dengan pendekatan budaya dan inovasi. Termasuk urusan sampah sungai. Apakah itu eceng gondok, atau sampah lainnya.
Ibnu berharap, ke depannya, Banjarmasin bisa berkolaborasi dengan Kabupaten Banjar. Demi mengatasi persoalan sampah-sampah sungai tersebut. “Ini perlu diatasi bersama,” tuntasnya.(nur/dye/ema)