Biker Shirath, Komunitas Motor Bervisi Dakwah

- Minggu, 5 Januari 2020 | 06:25 WIB

BANJARMASIN – Jumlah komunitas motor boleh dikatakan cukup banyak. Bahkan sangat banyak. Namun, dari berbagai komunitas motor yang ada, tak banyak yang bervisi dakwah. Konsep berbeda ini yang dibawa komunitas motor Biker Shirath (Stay on The True Path) asal Banjarmasin. Komunitas ini bahkan sudah terdaftar di IMI Kalsel.

Dibentuk pada tahun 2017 lalu, komunitas ini beranggotakan jemaah masjid yang kerap ikut pengajian. Berangkat dari hobi yang sama, yakni motor dan touring, akhirnya mereka pun membentuk komunitas ini. “Awalnya hanya sekitar 6 orang. Sekarang anggotanya sudah 50 orang,” tutur Ketua Biker Shirath, Muhammad Tasrif kemarin.

Ketika terbentuk tiga tahun silam, awalnya nama komunitas ini bukan Biker Shirath. Namun, Biker Janggut. Bukan tanpa dasar dan asal nama. Dipilihnya nama ini lantaran anggotanya rata-rata memelihara janggut di dagu. “Tak lama nama itu kami pakai. Di tahun 2017 juga, namanya berganti menjadi Biker Shirath,” terang Tasrif.

Salah satu alasan berganti nama agar bisa merangkul semua lapisan untuk menjadi anggotanya. Baik yang memiliki janggut atau tidak. “Ada masukan dari ustaz yang juga sebagai pembina kala itu. Nama yang bagus adalah yang saat ini. Akhirnya berganti nama,” ceritanya.

Kata Shirath terangnya memiliki arti yang sangat luas. Selain singkatan dari Stay on The True Path yang artinya tetap di jalan yang benar. Juga bermakna khusus, yaitu sebagai pengingat untuk selalu berhati-hati dalam meniti jalan. “Lebih khusus maknanya, jalan yang terbentang menuju surga, di tengah-tengahnya ada neraka. Nah, jika kita selamat akan sampai ke surga. Namun, jika tergelincir, jatuh ke lembah neraka,” tutur Tasrif mengibaratkan.

Sejak awal terbentuk, komunitas ini lebih banyak mengikuti ustaz saat menyampaikan syiar dakwah ke beberapa daerah di Kalsel. Hanya menggunakan motor. Namun seiring berjalan, sudah mengarah ke kegiatan sosial. “Dulu hanya mendompleng ustaz. Ke mana ustaz pergi menyiarkan dakwah kami ikuti dengan menggunakan motor,” ujarnya.

Sekarang, tak hanya masih mengikuti ustaz. Kegiatan sosial dengan konsep sekaligus berdakwah menjadi fokus komunitas ini. Contohnya pada akhir tahun tadi. Selain memberikan sembako kepada masyarakat di Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Mereka juga mengunjungi sejumlah mualaf yang ada di sana.

Sekretaris Biker Shirath, Iwan Sugiarto menegaskan, daerah Patikalain yang mereka datangi tak hanya dibantu lalu pergi begitu saja. Namun, pihaknya akan terus melakukan pendampingan kepada warga di sana, termasuk soal pendampingan usaha dari hasil tanaman warga.

“Kegiatan akan berkelanjutan dan tak henti. Terus kami bina, termasuk ke arah sarana dan prasarana. Dalam waktu dekat, kami akan bangun toilet dan fasilitas wudhu di musala sana,” ujar Iwan.

Salah satu yang mungkin paling berbeda dengan komunitas motor lain adalah, anggota Biker Shirath tak mau ketinggalan salat lima waktu. Bahkan terlambat pun mereka anti. Buktinya, wawancara kemarin sempat terhenti ketika suara Azan berkumandang.

Mereka meminta izin untuk melaksanakan salat dulu di masjid terdekat. “Salat tepat waktu menjadi standar kami. Bahkan, ketika touring pun saat mendekati waktu salat, kami sudah perkirakan dulu untuk mencari tempat ibadah atau rest area terdekat,” ucapnya. (mof/tof/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X