Semua Daerah di Banua Rawan Banjir, Ada Juga yang Rawan Puting Beliung dan Tanah Longsor

- Senin, 6 Januari 2020 | 13:56 WIB
PANIK: Suasana di kawasan Cempaka saat air dengan cepat meninggi, membuat banyak rumah warga terendam. Di beberapa titik ketinggian air mencapai leher orang dewasa. | FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN
PANIK: Suasana di kawasan Cempaka saat air dengan cepat meninggi, membuat banyak rumah warga terendam. Di beberapa titik ketinggian air mencapai leher orang dewasa. | FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel telah memetakan daerah- rawan bencana di Banua. Pemetaan dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini. Hasilnya, ternyata ada ribuan wilayah yang terdeteksi terancam terjadi bencana alam.

Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Wahyuddin merincikan, dari ribuan daerah rawan bencana di Banua, paling banyak terancam diterjang angin puting beliung. "Total ada 2.121 desa dan kelurahan yang rawan terjadi puting beliung. Paling banyak di Kotabaru terdapat 332 titik," katanya.

Sedangkan untuk daerah rawan banjir, dia menyebut jumlahnya mencapai 1.599 desa dan kelurahan. Titik terbanyak berada di Kabupaten Banjar dan HSU. "Di dua daerah ini, jumlah titik rawan banjirnya sama-sama 271," sebutnya.

Selain rawan banjir dan angin puting beliung, BPBD Kalsel juga memetakan daerah rawan tanah longsor. Ada 1.192 desa dan kelurahan yang terdeteksi rawan longsor. "Kalau untuk daerah rawan tanah longsor, paling banyak ada di Kotabaru dengan jumlah 351 desa," ujar Wahyuddin.

Dia menyampaikan, untuk mengantisipasi tiga jenis bencana alam yang rawan terjadi pada musim hujan tersebut, Kamis (2/1), BPBD Kalsel telah membentuk Satgas Banjir. "Meski dinamai Satgas Banjir, tapi satgas ini fokusnya mengantisipasi tiga jenis bencana. Yakni, banjir, longsor dan puting beliung," ucapnya.

Pihaknya juga membuat surat edaran untuk bupati dan wali kota agar melakukan antisipasi bencana. "Antisipasi yang dimaksud yaitu mengerahkan personel dan peralatan dari SKPD terkait masing-masing daerah untuk membantu masyarakat yang terkena musibah," kata pria yang akrab disapa Ujud ini.

Selain Pemprov Kalsel,  Ujud ini menuturkan bahwa hingga saat ini sudah ada empat kabupaten yang juga  menetapkan status siaga darurat. Yakni, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tapin, Banjar dan Batola. "Tapi, bagi daerah lain yang belum menetapkan siaga darurat juga harus siaga. Sebab, Pemprov Kalsel sudah menetapkan siaga," tuturnya.

Terkait ekstremnya cuaca belakangan ini, dia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan jika turun hujan lebat disertai angin kencang dan petir. "Langsung packing barang-barang yang penting. Supaya kalau terjadi bencana bisa langsung dibawa," imbaunya. 

Secara terpisah, Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Bayu Kencana Putra menyampaikan, hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi hingga Senin (6/10) hari ini.

Dikarenakan di Kalsel masih terdapat dampak dari angin konvergensi yang bertiup dari belahan bumi utara yang membawa massa udara basah. "Fenomena itu didukung juga dengan kelembaban yang tinggi di lapisan udara atas," bebernya.

Dia menjelaskan, daerah yang berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat sebagian besar berada di wilayah Kalsel bagian utara dan barat. Seperti, Kabupaten Banjar, Banjarmasin, Banjarbaru, Balangan, Tabalong, Barito Kuala, HSS, HSU dan HST. "Jadi perlu diwaspadai jika ada perubahan cuaca signifikan, pada siang atau sore hingga malam dan dini hari untuk di wilayah-wilayah yang berpotensi tersebut," jelasnya. 

Menurutnya, perubahan cuaca yang signifikan perlu diwaspadai lantaran curah hujan pada puncak musim hujan saat ini bisa mencapai 100 mm selama 24 jam. "Kalau sudah di atas 100 mm per hari bisa mengakibatkan banjir di daerah rawan. Seperti halnya banjir di Cempaka hari ini (kemarin), itu dikarenakan curah hujan di Banjarbaru mencapai 123 mm," ujarnya.

Lanjutnya, Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor sendiri selama ini selalu mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem. "Kami bekerja sama dengan stakeholder terkait dan selalu memberikan warning kepada masyarakat," papar Bayu.

Lalu, apakah cuaca saat ini berpotensi mengganggu penerbangan di Bandara Syamsudin Noor? Menurutnya iya, apabila hujan lebat di bandara terjadi pada dini hari hingga pagi hari tanpa henti. "Karena kalau hujan lebat sejak dini hari hingga pagi hari akan menimbulkan kabut dan membuat jarak pandang di bandara berkurang," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X