TRAGIS..! Taman Giat Tanjung Memakan Korban Jiwa, Bocah Tewas Tersetrum

- Selasa, 7 Januari 2020 | 11:05 WIB
TRAGIS: Maulidin, bocah yang nyawanya melayang tersetrum aliran listrik yang merembes di pagar Taman Giat Kota Tanjung. Ia bermain bersama beberapa teman, Minggu (5/1) malam, usai salat magrib.
TRAGIS: Maulidin, bocah yang nyawanya melayang tersetrum aliran listrik yang merembes di pagar Taman Giat Kota Tanjung. Ia bermain bersama beberapa teman, Minggu (5/1) malam, usai salat magrib.

TANJUNG – Pagar di Taman Giat Kota Tanjung menelan korban jiwa. Seorang bocah usia sebelas tahun bernama Muhammad Maulidi, warga Jalan Putri Zaleha Ujung Murung, Kecamatan Murung Pudak tewas kesetrum saat memegang pagar yang diduga teraliri listrik.

Bocah kelas lima SD itu meregang nyawa sesaat bermain petak umpet bersama temannya di taman seberang kantor Bupati Tabalong itu, usai salat magrib. Ketika mencoba bersembunyi, dia malah tersengat listrik.

Peristiwa Minggu (5/1) sekitar pukul 19.00 malam tersebut menggegerkan warga setempat. Teman-teman bermain korban berlarian memberitahun ayah dan ibunya. Mereka langsung syok mendengarnya.

Unit Penanggulangan Bencana Swadaya (UPBS) Ujung Murung menuju lokasi kejadian. Ambulans dikerahkan membawa korban ke Rumah Sakit Umum H Badaruddin Kasim Tanjung untuk dilakukan pertolongan segera.

Sayangnya, Maulidi yang sempat mendapatkan pertolongan menggunakan alat pengejut jantung, tak tertolong lagi. Nyawanya meregang, nafasnya berhenti.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, kondisi Taman Giat Kota Tanjung sangat memprihatinkan bagi anak-anak bermain di sana. Tidak hanya masalah kabel yang berseleweran tak aman, namun juga sarana bermain anak yang tersedia sudah banyak yang rusak. Semuanya butuh perhatian pemerintah, sang pemilik.

Cerita sang paman, Rahman, malam itu Maulidi jalan kaki dari rumah ke masjid Ash Shirotol Mustaqim bersama banyak temannya. “Biasanya, malam itu dia (korban) naik sepeda, tapi malah jalan kaki,” katanya, (6/1).

Tidak ada firasat apa pun yang dirasakan keluarga sebelum meninggalnya korban. Tapi, ketika ayah dan ibunya mendengar peristiwa itu, mereka langsung syok berat. Tidak bisa bergerak. Padahal sebelumnya, sang ayah, Rahmidi sempat menyetrika baju seragam sekolah Maulidi.

Rahman sendiri, juga berserta keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Maulidi. Namun, agar tidak menelan korban lagi, dia minta perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Tabalong untuk membenahi Taman Giat Kota Tanjung. “Itu termasuk kelalaian,” tegasnya.

Meski begitu, dia merasa jajaran pejabat Pemkab Tabalong cukup memberi perhatian. Setidaknya, diantara mereka ada yang melayat ke rumah duka, sekaligus menyalatkan jenazah. “Untuk memberi santunan saya tidak tahu,” imbuhnya.

Sebelum dimakamkan, jenazah Maulidi sempat diminta untuk di-autopsi. Namun pihak keluarga tidak berkenan, karena sudah merelakan kepergiannya.

Saat ini, pagar ruang terbuka hijau tempat bermain anak-anak yang menjadi lokasi korban kesetrum telah diberi garis polisi, sebagai upaya peringatan.

“Korban tersungkur  di tanah dengan posisi tangan masih memegang pagar,” kata Kapolres Tabalong, AKBP M Muchdori melalui Kasat Reskrim, Iptu Matnur.

Dalam kondisi koma, lanjut dia, warga yang menolong lalu membawa ke rumah sakit untuk diberikan perawatan medis. Tetapi, nyawa Maulidi dinyatakan telah melayang oleh tim medis.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tiga Terdakwa Suap di Paser Akui Bersalah

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56 WIB
X