Sudah Positif, Wakil Rakyat Banua Bakal Kunjungi Finlandia dan Estonia di Tahun ini

- Jumat, 10 Januari 2020 | 11:18 WIB
Estonia, salah satu negara yang bakal dikunjungi DPRD Kalsel di tahun 2020
Estonia, salah satu negara yang bakal dikunjungi DPRD Kalsel di tahun 2020

BANJARMASIN - Rencana anggota DPRD Kalsel ke luar negeri tahun 2020 semakin positif. Negara yang akan dituju para wakil rakyat ini sudah ditetapkan. Terungkapnya negara tujuan lawatan setelah dewan menggelar pertemuan dengan Dishut dan DLH Kalsel, Kamis (9/1) siang di ruang Rapat Ismail Abdullah, DPRD Kalsel.

“Tujuannya ke Finlandia dan Estonia,” kata Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK kepada wartawan usai pertemuan dengan Dishut dan DLH.

Tujuannya belajar bagaimana mengelola hutan yang baik agar menjadi kawasan hijau. Finlandia memiliki hutan paling banyak di Eropa. Penghijauan di negara ini menduduki peringkat 11 negara paling hijau di dunia. Tidak salah jika menjadi rujukan untuk belajar.

Keberangkatan para wakil rakyat kabarnya berjemaah. Menurut politisi Golkar ini tidak hanya satu bidang saja yang dipelajari, melainkan banyak sektor. Mulai dari pengelolaan hutan hijau, pendidikan, penataan kota dan sebagainya.

“Masing-masing komisi nanti memisah, sesuai dengan bidangnya. Supaya hasil studi bisa diaplikasikan di Kalsel,” ujarnya.

Supian optimistis keberangkatan dewan ke luar negeri tidak menimbulkan pro kontra di masyarakat. Karena tujuannya jelas dan bisa memberikan manfaat terhadap Banua. Tahun lalu ia keras menolak usulan kunjungan ke luar negeri, namun kali ini beda. Sebab dari hasil pemaparan Dishut Kalsel yang lebih dulu berkunjung ke sana, banyak hal positif yang bisa terapkan di Kalsel.

Kepala Dishut Kalsel, Hanif Faisol Nurafiq mengatakan Kalsel sudah menjalin kerja sama dengan negara Finlandia dalam bidang kehutanan. Rencana dewan yang ingin berkunjung ke negara yang dikenal ramah ini sangat bagus. Bukan hanya bagi daerah saja, melainkan Indonesia.

Kalsel merupakan salah satu daerah penghasil sawit. Crude Palm Oil (CPO) yang dihasilkan adalah penyumbang devisa terbesar kedua setelah batu bara. Namun kampanye hitam bahwa sawit merusak lingkungan hidup yang digulirkan dunia internasional cukup menggoyang harga jualnya. Pola pikir ini yang perlu diubah. Sehingga masyarakat dunia mengetahui, meski banyak tanaman sawit tapi pelestarian lingkungannya tetap dijaga.

“Kehadiran dewan ini bisa memberikan sentuhan politik, bahwa Kalsel serius dalam penghijauan,” cetusnya. (gmp/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X