Antara Fajar, Karmila, atau Ibnu Sina yang Bakal Pimpin Banjarmasin

- Jumat, 10 Januari 2020 | 11:49 WIB

BANJARMASIN – Atmosfer politik menjelang pemilihan Wali Kota Banjarmasin terasa masih adem ayem. Tak banyak isu yang mencuat seputar siapa bakal calon yang akan berlaga dalam kontestasi pilwali.

Selain nama Ibnu Sina, Karmila, dan Ananda, publik tak banyak diberi pilihan untuk menentukan calon yang dinilai lebih layak. Lantas, siapakah sekiranya yang memang pantas memimpin Banjarmasin?

Membangun Kota Banjarmasin yang usianya boleh dikatakan sudah uzur, diperlukan sosok pemimpin yang memang betul-betul memahami problematik kota ini. Terlebih, Banjarmasin sendiri akan menjadi salah satu daerah penyangga ibu kota negara yang notabene harus betul-betul siap dari segala aspek.

Tentu, untuk menyiapkan kota ini menjadi lebih maju dan bermanfaat sebagai penyangga ibu kota, memerlukan seorang pemimpin yang tak hanya pandai berpolitik. Tetapi harus juga memiliki visi yang memadukan konsep pembangunan yang berbasis lingkungan dengan tetap mendorong pertumbungan ekonomi yang mengandalkan jasa dan perdagangan.

Dua sektor ini sendiri merupakan sektor andalan Banjarmasin. Maklum, di kota ini tak ada sumber daya alam seperti batu bara yang dimilik daerah lain. Pakar tata kota, Nanda Febryan Pratamajaya berpendapat, untuk menata Banjarmasin sebagai kota tua diperlukan calon pemimpin yang memiliki kompetensi keilmuan soal ini. Seperti ilmu pemerintahan dan perencanaan wilayah.

Dengan modal ini, dia akan menguasai betul apa yang akan dilakukan untuk kota ini. Belum lagi sebutnya, Banjarmasin akan menjadi penyangga ibu kota negara, sehingga harus dipikirkan secara serius. “Jangan sampai dia (pemimpin) nantinya ngeblank dengan persoalan kota. Atau tak paham sama sekali,” ujar jebolan Universitas Brawijaya (UB) Malang itu.

Selain itu, yang paling penting sebutnya, calon pemimpin Banjarmasin memiliki jaringan dan koneksi dengan pemerintah pusat. Dengan memiliki koneksi ini, maka untuk membangun kota lebih mudah. Terutama soal suntikan anggaran dari APBN.

“Visoner saja belum cukup jika tak ditopang dengan dana. Bagaimana program akan jalan jika tak ada modal. Ini juga yang harus dimiliki pemimpin kota,” sebut Ketua Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Kalsel tersebut.

Calon wali kota nanti menurutnya, harus ingat dengan visi Kota Banjarmasin sebagai kota seribu sungai yang nyaman, aman dan menarik. Dengan visi tersebut, calon wali kota bisa memajukan kegiatan parisiwata, sosial, perdagangan, dan jasa. Di visi ini sebutnya, masih banyak persoalan yang harus dibereskan.

Berbicara nyaman, tentu soal keamanan dan kebersihan. Sementara soal kebersihan yang ditangani pemko langsung, sampah masih menjadi problem. Tak hanya di daratan, juga sungai-sungainya.

“Kebersihan ini yang utama. Orang tak mau datang ke sini jika tak merasa nyaman. Bagaimana mau tumbuh pariwisata, perdagangan, dan jasa, jika orang tak mau ke sini. Ini yang perlu dipikirkan oleh calon pemimpin nanti,” paparnya.

Di sisi ekonomi, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM, Arif Budiman lebih menekankan, agar pemimpin Banjarmasin nanti harus memahami kualitas output SDM Banjarmasin. Terlebih nantinya sebagai penopang ibu kota negara.

“Jangan sampai SDM Banjarmasin kalah bersaing dengan pendatang dari luar. Bisa tidak terserap di pasar kerja. Ini yang harus menjadi catatan penting pemimpin baru,” ujarnya.

--- 

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X