Jembatan Ambruk, Dana Desa Diperiksa

- Selasa, 14 Januari 2020 | 12:44 WIB
AMBRUK : Kondisi jembatan gantung di Desa Babayau yang ambruk. Tampak beberapa warga mengambil material yang masih bisa diselamatkan. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN
AMBRUK : Kondisi jembatan gantung di Desa Babayau yang ambruk. Tampak beberapa warga mengambil material yang masih bisa diselamatkan. | FOTO: WAHYUDI/RADAR BANJARMASIN

PARINGIN – Jembatan gantung di Desa Babayau Kecamatan Paringin, Sabtu (11/1) tadi ambruk. Akibatnya, tiga warga yang tengah melintas di atasnya ikut jatuh bersamaan ke sungai bersama sebuah kendaraan roda dua.

Kepala Desa Babayau Doni mengungkapkan, jembatan yang ambruk itu masih dalam pengerjaan dan belum selesai sepenuhnya.

“Tiga warga yang ikut terjatuh karena mereka melintas saat jembatan ambruk. Ada dua orang. Satunya lagi tukang yang sedang mengerjakan jembatan itu,” terangnya.

Saat dimintai pendapatnya terkait jembatan yang ambruk ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Balangan Ir Tuhalus mengungkapkan, berdasarkan analisa lapangan ambruknya jembatan akibat ukuran tali angkur di bawah standar.

Angkur yang dipasang di jembatan ini, kata dia, ukurannya 22 mm atau ³/4 inci, seharusnya lebar sungai yang ada, minimal ukuran angkur 40 - 50 mm. “Apalagi berat jembatan yang konstruksinya kayu ulin, membuat beban jembatan semakin berat, maka minimal angkur 1,25 inci - 2 inci,” terangnya.

Sementara itu, dari hasil pemeriksaan awal yang dilakukan petugas dari Polres Balangan, diketahui bahwa pembangunan jembatan gantung ini menggunakan dana desa sekitar Rp320 juta. Dengan waktu pelaksanaan pekerjaan dimulai dari Agustus 2019 sampai dengan November 2019.

“Ini adalah bencana, namun tetap akan kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut dalam proses pengerjaannya,” ujar Kasat Reskrim Polres Balangan, Ajun Komisaris Polisi Sakun.

Akibat ambruknya jembatan ini, warga pun kembali harus melintasi jembatan gantung sebelumnya yang kondisinya sebenarnya sudah tidak layak untuk dilintasi karena sudah miring.

Pani, salah seorang warga sekitar mengatakan memang tidak ada permukiman di seberang, namun jembatan ini merupakan penghubung utama bagi warga untuk menuju kebun.

“Kita sudah terlanjur banyak berharap dengan jembatan yang baru dibangun ini. Semoga segera ada solusi, karena sebagian besar warga sini berkebun yang letaknya di seberang sana,” ungkapnya.

Memang ada alternatif lain yang lebih aman dari pada harus melintasi jembatan miring tersebut, namun harus mengeliling ke desa sebelah yang jaraknya cukup jauh.

Sementara itu saat dicoba untuk konfirmasi terkait pengawasan proyek ini, belum ada jawaban dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Balangan. (why/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X