BANJARBARU - Beberapa waktu lalu. Ruas jalan A Yani di Km 36 atau di depan ULM Banjarbaru calap. Buntutnya, pengendara harus berjibaku melewati genangan. Apalagi tinggi genangan juga cukup tinggi hingga mencapai lutut orang dewasa.
Sontak, genangan ini tentu merepotkan pengendara yang melintas. Mobil akan terjebak macet, roda dua akan sulit dikendalikan. Bahkan tak sedikit yang mogok.
Tentu, pemicu genangan ini meluap karena intesitas hujan yang tinggi. Meski begitu, faktor kesiapan infrastruktur penampung debit air juga patut disoroti. Khususnya bagian saluran air atau drainase di sekitar lokasi.
"Airnya lambat turun kalau hujan. Sempat menggenang lumayan lama. Kelihatannya saluran airnya surut (dangkal) atau tidak jalan. Saya rasa perly dibersihkan secara serius agar jika hujan tidak menggenang," kata Anto, warga Intan Sari Banjarbaru.
Kondisi ini memang jadi perbincangan publik. Sepertinya karena jadi topik omongan, sejak dua hari lalu saluran drainase tampak ditangani. Tampak beberapa pekerja tengah berkutat membersihkan drainase. Baik melakukan penggalian hingga membuang material tanah dari bagian dasar drainase.
"Kita hanya pekerja di lapangan dan disuruh oleh dinas PUPR untuk bekerja membersihkannya. Ini lumayan dalam untuk dangkalnya (sedimentasinya), kira-kira 20 cm saat dicangkul," kata salah seorang pekerja saat ditanya di lokasi.
Atas hal ini, Radar Banjarmasin coba mengkonfirmasi ke pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru. Melalui Kepala Bidang Bina Marga, Eka Yulisda mengkonfirmasi hal ini.
Diutarakannya bahwa memang pekerjaan tersebut ditangani pihaknya. Meskipun terang Eka bahwa secara kewenangan jalan tersebut merupakan dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI. Karena berstatus jalan nasional.
"Memang kita sudah melakukan survei juga dengan pihak Balai Jalan. Lalu kita memprogramkannya, apalagi usai ada kejadian genangan yang berimbas pada kenyamanan pengendara di Banjarbaru," kata Eka.
Pemeliharaan dan pembersihan ini sifatnya insidentil. "Kalau pemeliharaan skala besar tetap dari pihak Balai. Kita untuk antisipasi hal-hal yang rawan, seperti potensi menggenang lagi," tambahnya
Pemeliharaan insidentil ini sebut Eka akan dilaksanakan selama lima hari. "Memang ada ditemukan pendangkalan dan di bagian lorong ada yang alirannya terhambat karena sampah. Ini yang kita bersihkan, tapi sekarang masih manual. Jika tidak bisa maka akan meminta bantuan alat semprotan dari pihak Damkar nantinya," pungkasnya.
Sedangkan dari hasil survei bersama pihak Balai Jalan, akan ada program pemeliharaan skala besar drainase pada tahun ini. (rvn/bin/ema)