Subsidi LPG Belum Dicabut Saja Sudah Berat, Apalagi Dicabut..!!

- Sabtu, 18 Januari 2020 | 09:52 WIB
BIKIN SUSAH RAKYAT: Kebijakan pencabutan subsidi gas LPG dirasakan berat oleh masyarakat.
BIKIN SUSAH RAKYAT: Kebijakan pencabutan subsidi gas LPG dirasakan berat oleh masyarakat.

BANJARMASIN - Kabar pemerintah mengubah skema subsidi gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg di pertengahan tahun nanti, sudah membuat pedagang makanan resah. Bahkan, beberapa pedagang sudah berencana menaikkan harga.

“Kabar ini sudah saya dengar sepekan lalu. Katanya tak lagi disubsidi pemerintah, sehingga harganya bisa mencapai Rp30 ribu lebih,” ujar acil Sanah, pedagang gorengan di Banjarmasin kemarin.

Dia pun dilema, mau meninggalkan gas melon ini, menggantinya dengan minyak tanah. Tapi minyak tanah sendiri sudah sangat langka di masyarakat. Bahkan hampir tak ada lagi.

“Kalau nanti harganya naik, otomatis harga jualan saya pun akan naik juga,” tukasnya.

Dalam sepekan, paling tidak Sanah menghabiskan sekitar 4 tabung. Itu pun sudah diirit. Untuk beli gas elpiji 5,5 Kg (bright gas) apalagi elpiji yang isi 12 Kg, Sanah mengaku agak berat.

“Jualan saya kecil-kecilan. Nyarinya saja kadang susah, belum lagi kalau harganya naik. Bisa-bisa saya gulung tikar,” ucapnya.

Seperti diketahui, harga eceran tertinggi (HET) gas melon hanya Rp17.500 per 3 Kg. Namun, harga ini sangat jarang ditemukan ditingkat pengecer. Kadang harganya bisa sampai Rp25-40 ribu. Sanah khawatir, jika tak lagi disubsidi pemerintah, harganya bisa saja akan semakin melambung tinggi.

“Yang disubsidi saja, harganya bisa melebihi harga tertinggi. Bagaimana jika subsidi dicabut. Bisa semakin mahal,” ujarnya.

Hal senada dituturkan Purwanto, pedagang pentol di Banjarmasin. Menurutnya, jika harga gas melon ini tak lagi disubsidi, dia memastikan harga dagangannya pun ikut naik.

“Kalau tak naik, paling tidak bahan baku yang akan dikurangi dari biasanya,” ucapnya.

Mengurangi bahan baku sebutnya, ditakutkan akan membuat kualitas dagangannya menurun. Sementara, jika menaikan harga, para pembeli pun akan berpikir dua kali membeli. “Dilematis bagi saya. Mudah-mudahan wacana ini dibatalkan,” harapnya.

Keresahan juga terlihat dari wajah Bagong, pedagang bakso keliling di Banjarmasin. Menurutnya, di saat sekarang ekonomi yang tak stabil, sungguh tak tepat menghapus subsidi elpiji 3 Kg. Dia blak-blakan, yang harusnya ditindak pemerintah sebutnya adalah masyarakat yang berduit namun tetap membeli gas melon ini tanpa rasa malu.

Dia membandingkan, penghasilan dirinya yang paling banter Rp150-200 ribu per hari sangat jauh berbeda dengan para pegawai yang memiliki gaji jutaan Rupiah per bulan. Namun, mereka tetap memakai elpiji 3 Kg.

“Kalau subsidi dihapus, kasihan kami. Saat ini saja kadang susah dicari. Jika ada pun, harganya bisa sampai Rp20 ribu lebih,” keluhnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB
X