Dinkes Banjarbaru Klaim Tren DBD Turun

- Rabu, 22 Januari 2020 | 09:13 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Rizana Mirza
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Rizana Mirza

BANJARBARU - Awal tahun. Kota Banjarbaru mulai dihantui ancaman penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD). Meski belum mewabah secara meluas, namun dewasa ini, empat kasus dinyatakan positif.

Penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini memang marak ketika memasuki penghujan. Terlebih Kota Banjarbaru punya sejarah pernah didera ratusan kasus DBD tahun lalu. Bahkan ada yang meninggal karenanya.

Kemarin (21/1), Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Rizana Mirza mengkonfirmasi soal perkembangan kasus ini. Dikatakannya jika dalam temuannya, hingga per tanggal 21 Januari ada empat kasus DBD.

"Memang di awal 2020 ini ada delapan yang berstatus suspek terkena DBD. Namun setelah dilakukan uji laboratorium, yang positif terkena hanya empat orang," jawabnya.

Keempat orang ini kata Mirza berasal dari beberapa wilayah. Yakni Guntung Manggis, Banjarbaru Utara dan Landasan Ulin. Untuk usia, disebutnya merupakan pelajar berusia belasan tahun serta satu orang dewasa berusia 39 tahun. "Ini data dari unit layanan kita, baik di RS maupun Puskesmas," tambahnya.

Klaimnya, angka sekarang tergolong menurun. Bahkan sangat berbeda jika dikomparasikan dengan tahun-tahun lalu. Yang mana, Mirza menjabarkan di tahun 2019 lalu jumlah penderita kasus DBD mencapai 355 kasus.

"Tentu ini trennya menurun, dan kita berharap tidak ada peningkatan signifikan. Jadi kita juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Jangan lupa juga pola 3M (mengubur, menguras dan mendaur ulang barang)," pesannya.

Ditekankannya juga bahwa tindakan fogging merupakan langkah terakhir. "Kita juga menyediakan bubuk Abate gratis di tiap-tiap puskesmas terdekat. Itu gratis, tinggal ambil ke tempat. Kalau ada yang menjual itu bukan dari Dinkes atau Puskesmas," pungkasnya.

Dari data dihimpun, kasus DBD di Banjarbaru terparah ada pada tahun 2015 yakni 626 kasus. Kemudian menurun di tahun 2016 menjadi 557. Di tahun 2017 penurunan sangat signifikan yakni hanya 56 kasus, tetapi kembali naik di tahun 2018 sebanyak 269 kasus.

Adapun, dari pemetaan Dinkes Banjarbaru. Bahwa daerah yang rawan terserang DBD yakni; Guntung Manggis, Guntung Pauyug dan Landasan Ulin.

Terpisah, Kabag Tata Usaha (TU) Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru, M Firmansyah menginformasikan bahwa kasus DBD yang ditanganinya sudah mencapai belasan.

Untuk bulan Desember disebutnya ada 5 kasus. Sementara di bulan Januari (hingga tanggal 21) terdata ada 8 kasus DBD yang dirawat di RSUD Idaman.

"Dari data kami yang masuk pada bulan Desember kemarin terdapat 5 orang, dan bulan Januari 2020 sampai dengan tanggal 21 ada 8 orang terkena DBD," jawabnya.

Ditanya ihwal kesiapan pihak rumah sakit menghadapi kasus DBD. Firman menegaskan jika pihaknya selalu siap. "Bahkan jika memang meningkat, kita akan menambah bed (kasur). Untuk ketersediaan obat-obat juga aman," pungkasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X