BANJARMASIN - Selama dua tahun terakhir, SDN Pangeran 1 belum mengeluarkan selembar ijazah pun. Apa masalahnya?
Ternyata, sang kepala sekolah Edy Sutrisno menahan puluhan ijazah itu lantaran kesulitan terkait penulisan biodata siswa di blanko ijazah.
"Blankonya ada saja, tapi biodata siswa yang belum lengkap. Soalnya perlu kehati-hatian dalam penulisan data siswa tersebut," kata Edy, kemarin (22/1).
Dia menyalahkan orang tua siswa yang belum menyetorkan biodata peserta didik. Tapi dia berjanji masalah itu akan segera dibereskan.
Setidaknya, ada 60 anak yang sudah lulus dan belum mendapat ijazah. "Insyaallah selesai dalam pekan ini," jamin Edy.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SD Disdik Banjarmasin Nuryadi mengaku kaget dengan penahanan 60 ijazah tersebut. Apalagi sampai dua tahun tak kunjung kelar.
"Saya tidak tahu, malah baru tahu setelah ada wartawan mengonfirmasi. Kalau tidak diberitakan seperti ini, saya tidak bakal mengetahuinya," kata Nuryadi.
Dia berjanji akan segera menghubungi pihak sekolah. Mencari tahu penyebab keterlambatan penerbitan ijazah. "Dari klarifikasi sekolah, mereka kesulitan menuliskan data siswa di ijazah," tambahnya.
Nuryadi menegaskan, masalah ini harus dituntaskan dalam waktu cepat. Apapun alasannya, ijazah dibutuhkan siswa untuk keperluan pendidikannya ke depan.
"Sudah, saya minta harus diselesaikan secepatnya. Apalagi orang tua siswa sudah pernah mendatangi sekolah, menanyakan kemana ijazah anak-anak mereka. Tapi saya harap orang tua siswa juga bisa bekerjasama memberikan biodata anaknya dengan lengkap," pungkasnya. (hid/fud/ema)