Semangat Kebersamaan

- Senin, 27 Januari 2020 | 10:18 WIB
Pemimpin Redaksi Radar Banjarmasin, Toto Fachrudin
Pemimpin Redaksi Radar Banjarmasin, Toto Fachrudin

“Woi, mana perencanaan, ayo bikin listing. Besok mau bikin berita apa. Jangan lupa foto sama narsum harus lengkap.”  Setiap malam dan sore, pesan tersebut dibagikan oleh Wakil Redaktur Pelaksana (waredpel) Eddy Hardiyanto dan Ramli Arisno. Kemudian Redaktur Pelaksana Budian Noor dan Randu Alamsyah kembali mengingatkan setiap menjelang deadline.

Setiap malam, usai mengetik berita, semua wartawan di grup WhatsApp redaksi, wajib membuat perencanaan untuk esok hari. Sorenya menjelang deadline, apa saja berita yang  didapatkan di lapangan harus dilisting dan dilaporkan oleh semua wartawan.

Redaktur kemudian mengedit dan menentukan berita dan foto untuk headline, features (berita kaki), berita di tengah, dan rubrik pinggiran. Setelah itu layouter tinggal memasukkan dan mendesain halaman yang telah direncanakan sejak malam harinya. Sebelum turun ke ruang mesin dan siap cetak, saya melakukan koreksi akhir. Semua halaman harus dinyatakan klir dan sesuai kaidah dan kode etik jurnalistik.

Usai dicetak, lembaran Koran Radar Banjarmasin kemudian disusun dan dihitung. Siap untuk diedarkan ke semua daerah daerah. Pukul 00.30 atau paling lambat pukul 01.30, tiga mobil ekspedisi meluncur dengan arah berbeda. Satu mobil langsung menuju arah hulu sungai untuk mengantar Radar Banjarmasin dari Banjarbaru hingga Tabalong. Satu mobil khusus mengantar ke Kantor Biro Banjarmasin untuk pelanggan dan eceran area Kota Banjarmasin. Dan satu mobil lagi mengantar Radar Banjarmasin untuk wilayah pesisir dari Tanahlaut hingga Batulicin dan diestafet ke Kotabaru. Pagi sebelum pukul 06.00 wita, pelanggan Radar Banjarmasin telah menerima Koran di depan rumah.

Inilah Koran Radar Banjarmasin yang hari ini menjadi edisi spesial menandai 19 tahun kami membersamai pembaca setia di seluruh Banua. Kerja jurnalistik yang kami lakukan setiap hari sejatinya bukan aktivitas harian biasa layaknya pekerja yang mendapatkan upah. Meski terkadang ada rasa jenuh, bosan, dan bete dengan rutinitas harian. Tapi idealisme jurnalis untuk menyajikan informasi terverifikasi, membuat kami terus semangat mencari berita yang berbobot, berkualitas, menarik dan tentu saja penting.

Berita yang Anda baca setiap hari, semua dimulai dari diskusi di newsroom redaksi dalam grup WhatsApp. Apa saja perencanaan dan listing berita dari wartawan. Dari semua desk liputan. Kemudian dipertajam dengan masukan dan arahan dari masing-masing redaktur. Semua berdiskusi, saling berdebat, adu argumen, mana yang layak diterbitkan dan pantas untuk dibaca.

Setiap hari, selama satu minggu, dalam satu bulan, semua itu kami lakukan sudah bertahun-tahun.  Itulah mekanisme kerja redaksi. Berkutat dengan isu dan ide. Bisa dibayangkan. Bertahun-tahun, seumur usia Koran ini, saya bersama awak redaksi yang silih berganti, tak lelah untuk berpikir dan berdiskusi. 

Tak hanya di newsroom redaksi. Terkadang di kafe, di belakang kantor, di samping atau bahkan sambil memancing kami berdiskusi. Menganalisa, siapa lawan terberat lawan Paman Birin. Atau membaca peta politik, ke mana arah dukungan parpol.  Itulah  kerja jurnalis. Kerja cerdas dan kerja keras. Jurnalis tak sekadar menganalisis kemudian mengonfirmasi pada narasumber, tapi juga harus mampu menemukan benang merah suatu isu.

Semua itu menuntut wawasan dan pengetahuan yang luas. Tak boleh ketinggalan informasi.  Selalu belajar. Harus membaca. Tak boleh merasa paling tahu. Berlagak bodoh seperti orang tak tahu apa-apa, itu lebih baik. Karena wartawan, sering dianggap sumber informasi yang paling dipercaya.

Tak ada yang lebih hebat di antara kami, para awak readaksi. Kami adalah tim. Bekerja dalam satu sistem yang saling terkait dan tak terpisahkan. Semua bekerja dan bertugas sesuai desk liputan. Wartawan mencari berita. Redaktur mengedit. Wakil redaktur pelaksana membuat notulensi perencanaan dan listing. Redaktur pelaksana memberi catatan dan koreksi. Dan saya, sebagai pemimpin redaksi, bertanggung jawab untuk memastikan semua fungsi itu berjalan sesuai sistem dan alur kerja redaksi.

Karena setiap kesalahan dari semua produk jurnalistik yang telah tercetak, bukan lagi tanggung jawab wartawan atau redaktur. Tapi menjadi tanggung jawab penuh dari pemimpin redaksi. Karena itu, saya harus bertanggung jawab, dari hulu sampi hilir proses kerja redaksi. Kini, kerja jurnalisme, dalam menyebarkan informasi, bisa dilakukan oleh semua orang. Tapi, hanya jurnalis atau wartawan yang bisa melakukan verifikasi dan konfirmasi.

Itulah tugas utama kami. Memberikan informasi terverifikasi. Bisa dipercaya. Berimbang. Tak memihak, apalagi menyudutkan. Data dan fakta yang kami sajikan telah melalui tahapan uji validitas. Dan tentu verifikasi kebenaran fakta sebelum diterbitkan. Itulah semangat kami. Bekerja dengan rambu dan aturan yang jelas, yaitu mengacu pada UU Pers dan kode etik, serta berpegang teguh pada kebenaran.

Semangat kami, dari dulu sampai sekarang, tak lekang oleh waktu. Tak terpengaruh oleh teknologi. Tak berubah oleh zaman. Karena semangat jurnalisme, sejak dulu sempai sekarang, adalah semangat menebarkan kebenaran dan kebaikan. Semangat kami, di tahun 2020, dipenuhi hasrat untuk bisa memberikan informasi tentang Banua. Karena kami, Radar Banjarmasin, adalah Koran yang Paling Paham Soal Banua.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X