IDI Kalsel: Corona Sudah Diidentifikasi Sejak 1960

- Selasa, 28 Januari 2020 | 10:36 WIB
Virus corona yang telah membuat geger masyarakat dunia. | Foto: Net/Ist.
Virus corona yang telah membuat geger masyarakat dunia. | Foto: Net/Ist.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel dr Mohammad Rudiansyah menjelaskan, Coronavirus pertama kali diidentifikasi pada 1960-an, tetapi tidak diketahui dari mana asalnya.

"Kadang-kadang, tetapi tidak sering, virus corona dapat menginfeksi hewan dan manusia. Coronavirus merupakan penyebab tersering sakit flu, sinus dan saluran nafas atas lainnya," jelasnya.

Lanjutnya, kebanyakan coronavirus menyebar dengan cara yang sama dengan virus penyebab flu lainnya: melalui orang yang terinfeksi batuk dan bersin, dengan menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, atau dengan menyentuh hal-hal seperti gagang pintu yang terpapar bahan seperti percikan ludah dari orang yang terinfeksi.

Menurutnya, hampir setiap orang mendapatkan infeksi coronavirus. Setidaknya sekali dalam hidup mereka, kemungkinan besar sebagai anak kecil. "Di Amerika Serikat, coronavirus lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin, tetapi siapa pun dapat terkena infeksi coronavirus kapan saja. Indonesia tentu saja sering sekali, paling sering musim hujan," ujarnya.

Ditambahkannya, gejala-gejala sebagian besar coronavirus mirip dengan infeksi pernapasan atas lainnya. Termasuk pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan kadang-kadang demam. "Dalam kebanyakan kasus, kita tidak akan tahu apakah kita memiliki coronavirus atau virus penyebab pilek lainnya, seperti rhinovirus," tambahnya.

Lanjutnya, secara umum coronavirus tidak berbahaya yang termasuk self limited disease atau sembuh sendiri. Tetapi, dikatakannya, jika infeksi coronavirus menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru), dapat menyebabkan pneumonia. "Terutama pada orang lanjut usia, orang dengan penyakit jantung, atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah," bebernya.

Dia mengungkapkan, beberapa tipe coronavirus juga ada yang ganas sampai berakibat fatal dan menelan korban atau kematian seperti halnya SARS dan MERS CoV. "Termasuk Wuhan Coronavirus yang sedang heboh sekarang, itu juga dapat berakibat fatal. Karena kasusnya sama seperti SARS dan MERS CoV," ungkapnya.

Dia menuturkan, pencegahan yang paling efektif adalah menghindari kontak yang dekat dengan penderita. Serta, menjaga kebersihan pribadi seperti selalu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun maupun antiseptik instan atau alkohol. "Pakai masker bila ada orang yang batuk, pilek dan demam," tuturnya.

Lalu untuk cara penanganannya, menurutnya sederhana, istirahat yang cukup, banyak minum dan obat pereda gejala. Seperti anti demam, tapi hindari pemberian aspirin.

"Yang perlu perhatian adalah bila terjadi infeksi coronavirus yang berat harus ditangani secara khusus, bahkan sampai perawatan ICU demi penyelamatan jiwa. Karena angka kematiannya tinggi dan sangat cepat terjadi perburukan kondisi," pungkasnya. (ris/ay/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X