Bertemu Setelah 30 Tahun Kehilangan Anaknya di Arab, Tangis Siti Aisyah Pecah

- Rabu, 29 Januari 2020 | 12:13 WIB
BERSAMA SANG IBU: Mohammed Adnan Awadh bersama ibunya Siti Aisyah memperlihatkan foto-foto waktu  mereka masih bersama di Arab Saudi. | Foto: Rasidi Fadli/RADAR BANJARMASIN
BERSAMA SANG IBU: Mohammed Adnan Awadh bersama ibunya Siti Aisyah memperlihatkan foto-foto waktu mereka masih bersama di Arab Saudi. | Foto: Rasidi Fadli/RADAR BANJARMASIN

Seorang ibu di Kecamatan Tapin terpisah dengan anaknya selama 30 tahun dengan anaknya di Arab Saudi. Radar Banjarmasin merekam momen-momen dramatis cerita pertemuannya dengan anaknya.

-- Oleh: RASIDI FADLI, Rantau --

Minggu (26/1) dini hari, keheningan malam pecah oleh tangis di Puri Casabalanca Jakarta. Mohammed Adnan Awadh, warga Negara Arab Saudi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat bertemu ibunya, Siti Aisyah, warga Jalam Hakim Samad Desa Kepayang Rt 02 Kecamatan Tapin Tengah.

Pertemuan dua orang sedarah ini berkat kerja keras tim relawan pencari dari Martapura dengan salah satu staf KJRI Jeddah Muhammad Hatta Zainuddin. Saat itu Zainuddin menghubungi adiknya di Martapura, Abdul Malik. Melalui Whatsapp, dia menyuruh untuk mencari orang.

"Waktu itu kami hanya dikasih fotokopi pasport keluaran kantor Imigrasi Banjarmasin tahun 1986 dengan nomor A241424," ucap Abdul Malik membuka cerita kepada Radar Banjarmasin.

Pencarian pun dilakuan. 20 Januari 2020 tadi tim di Kalsel mencoba untuk ke Kabupaten Tapin. Berbekal pasport tersebut yang beralamat di Desa Sungai Rutas, satu persatu rumah warga pun didatangi. "Kebanyakan mereka tidak mengetahui," bebernya.

Alih-alih dapat, warga kampung yang curiga bahkan mengira mereka pengumpul tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal. Hal ini memang sering terjadi karena desa-desa di Tapin banyak yang warganya menjadi TKI melalui jalur tak resmi.

Namun, mereka tak putus asa. Pencarian pun terus berlanjut. Hingga sampai ke Desa Kepayang Kecamatan Tapin Tengah. Di sana mereka bertemu seorang pria tua yang mengaku mengenal foto yang berada di dokumen itu. "Ternyata ia mengetahui dan langsung mengantarkan kami ke rumah orang yang ada di pasport tersebut," ucapnya.

Setelah bertemu orang yang ada di pasport tersebut, Abdul Malik langsung mengirimkan pesan itu kepada kakaknya. Saat itu, dia belum mengetahui bahwa dia dalam misi mempertemukan anak dan ibu. Dia hanya disuruh mencari orang di pasport. Dia tidak tahu untuk keperluan apa. Begitu dikabari kakaknya, dia segera memprioritaskan untuk bertemu.

"Tiga hari kemudian, saya bersama tim langsung ke sana untuk menanyakan kepada ibu Siti Aisyah," kata pria berkacamata ini. Siti Aisyah ternyata selama 30 tahun berusaha untuk mencari anak kandungnya. Hasil pernikahannya dengan warga negara Arab Saudi, almarhum Mohammed Hamid Awadh.

Sang ibu kaget dan tak menyangka akhirnya ada kabar dari anaknya setelah 30 tahun berpisah. Siti Aisyah menceritakan bahwa sejak tahun 1985 ia menikah dengan bapak Adnan di desanya. "Waktu itu kebetulan dikenalkan oleh teman," kata wanita yang sekarang berumur 58 tahun.

Setelah menikah, suaminya membawa Siti Aisyah untuk pergi ke Arab Saudi menggunakan Visa Umroh. Tiga tahun di sana, mereka sudah dikaruniai seorang anak laki-laki. Namun, visa Siti Aisyah harus diperpanjang.

"Saat Adnan berumur lebih dari 1 tahun saya pulang ke Indonesia untuk memperbaiki izin tinggal untuk mendapatkan iqomah melalui panggilan suami," katanya.

Namun, sambil menunggu proses visa, ia mendapat kabar melalui sebuah surat bahwa suaminya meninggal dunia, karena kecelakaan di Jeddah saat hendak ke Indonesia. "Waktu itu saya tidak percaya. Langsung saya telepon teman yang ada di Arab Saudi, ternyata memang benar," katanya.

Kesedihan mendalam pun dialaminya. Tak sampai di situ, ia kemudian mencoba untuk bertemu mencari kabar tentang keberadaan anaknya. Ternyata sang anak sudah dirawat oleh kakak tiri sang suami.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X