Peserta Seleksi Curhat Kegagalan

- Rabu, 5 Februari 2020 | 11:40 WIB
BANYAK GAGAL: Para peserta SKD banyak yang gagal lantaran kesulitan mengerjakan soal yang disediakan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
BANYAK GAGAL: Para peserta SKD banyak yang gagal lantaran kesulitan mengerjakan soal yang disediakan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Selasa (4/2) kemarin merupakan hari ketiga pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dalam rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019 lingkup Pemprov Kalsel.

Bagaimanakah kabar para pesertanya? Radar Banjarmasin merangkum curahan hati (curhat) mereka yang gagal menggapai nilai ambang batas atau passing grade.

Sekitar pukul 14.00 Wita, penulis tiba di Gedung Idham Chalid, Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel, tempat digelarnya SKD. Secara kebetulan, para peserta sesi III keluar dari ruangan tes lantaran waktu mengerjakan sudah habis.

Saat keluar dari ruangan dan mengantre mengambil barang yang mereka titipkan di panitia, tampak sebagian besar dari peserta memasang raut wajah masam. Hanya sebagian kecil yang terlihat ceria, karena puas dengan nilai SKD mereka.

Nilai SKD sendiri memang langsung dapat dilihat dan tampil di layar komputer, ketika para peserta selesai mengerjakan semua soal. Dengan begitu, ketika keluar dari ruangan mereka sudah tahu apakah nilai mereka masuk passing grade atau tidak.

Salah seorang peserta yang keluar dengan raut wajah kecewa ialah Rizky Adinata. Pria asal Barabai, HST ini mengaku meraih nilai SKD sangat rendah, sehingga tidak lolos passing grade. "Nilai saya sangat rendah Mas, jadinya agak kecewa," katanya saat ditemui Radar Banjarmasin.

Rizky mengaku kesulitan mengerjakan semua materi soal SKD. Sehingga, banyak soal yang dia jawab dengan asal-asalan. "Apalagi materi TWK (tes wawasan kebangsaan), terlalu panjang soalnya jadinya saya kehabisan waktu," ujarnya.

Dia mengungkapkan, karena kesulitan menjawab, nilai TWK yang didapatkannya cuma 45. Sedangkan Tes Intelegensia Umum (TIU), 95 dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP), 118. "Dari semua nilai itu cuma TIU yang sampai passing grade, yang lainnya gagal," ungkapnya.

Sekadar diketahui, berdasarkan aturan pemerintah passing grade TWK menjadi yang terendah dibandingkan dua tes lainnya, yakni 65. Sedangkan, TKP; 126 dan TIU; 80.

Meski gagal total, pelamar CPNS formasi guru SMA di Amuntai ini mengaku tidak kapok ikut seleksi CPNS. Dan akan mencobanya di tahun-tahun berikutnya. "Ini tahun pertama saya ikut. Mungkin bisa jadi pelajaran untuk tahun ke depannya," ujarnya.

Selain Rizky, peserta lain yang gagal meraih nilai ambang batas SKD ialah Akbar. Pelamar dari Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar ini juga gagal total di materi TWK. "TWK cuma dapat 55. Terus TIU, 80 dan TKP, 123. Sulit-sulit semua soalnya," ungkapnya.

Saking sulitnya, dia mengaku banyak menjawab soal dengan asal-asalan. "Ada sekitar 10 soal saya jawab sekenanya, karena waktunya sudah hampir habis," paparnya.

Padahal, tahun ini merupakan seleksi CPNS kedua yang diikutinya. Namun, Akbar mengaku masih kesulitan mengerjakan soal-soalnya. "Tahun 2018 lalu juga gagal di SKD. Mungkin, saya memang tidak sanggup," ujarnya sambil terkekeh-kekeh.

Sementara itu, Koordinator SKD di Idham Chalid, Sigit Ariwibowo menyampaikan, meski soal dianggap susah namun dengan diturunkannya nilai ambang batas membuat peserta yang lulus passing grade pada tahun ini lebih banyak. "Saya lihat sekilas, dalam satu sesinya ada sekitar 20 persen peserta lulus passing grade," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X