Andalkan Pasokan dari Tiongkok, Stok Bawang Putih Menipis di Kalsel

- Kamis, 6 Februari 2020 | 10:52 WIB

BANJARMASIN - Virus Corona yang berasal dari Cina mulai berdampak ke Kalsel. Pasokan bawang putih yang selama ini didatangkan dari sana stoknya mulai menipis. Akibatnya, harga pun melonjak tinggi di pasaran.

Di Kalsel, stok persediaan bawang putih tinggal satu bulan. Atau sekitar bulan Maret mendatang. Selama ini, pasokan salah satu kebutuhan pokok penting ini, hanya mengandalkan dari negeri Tirai Bambu itu.

"Stok kita (Kalsel) hanya sampai bulan Maret mendatang," beber Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani kemarin.

Dia mengakui, akibat virus Corona ini, sangat berdampak sekali terhadap kebutuhan pokok, salah satu yang dirasakan adalah bawang putih. Dimana, yang sebelumnya hanya dijual Rp25-30 ribu, sekarang sampai Rp50 ribu per kilogram. "Sama dengan stok nasional. Ketersediaannya hanya sampai Maret," imbuhnya.

Selama ini, kebutuhan bawang putih untuk Indonesia yang diimpor dari Cina persentasenya mencapai 95 persen. Sisanya ada yang dipasok dari petani nasional dan negara lain. "Komoditas ini masih mengandalkan Cina sejak dulu," tukasnya. 

Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian ketika virus Corona mencuat, impor segala bentuk kebutuhan dari Cina dihentikan. Akhirnya, beberapa komoditas pun mulai bergejolak dipasaran. "Bukan hanya Kalsel, ini sudah menjadi persoalan nasional," terang Birhasani. 

Dia menjelaskan, saat ini stok di pedagang besar semakin menipis. Berkisar 300 sampai 400 karung atau 8 ton. Sementara, biasanya pemesanan dalam satu hari mencapai 1000 karung. "Sekarang mendapatkan 200 karus saja susah. Akhirnya dampaknya harga pun naik," paparnya.

Kenaikan harga dan susahnya mendapatkan bawang putih sejak minggu pertama Februari ini, diprediksi pihaknya hingga pertengahan bulan Maret mendatang. "Sekarang naiknya sudah mencapai Rp20 ribu per kilogram," sebutnya.

Memang untuk memenuhi kebutuhan pokok ini. Pemerintah pusat sebutnya tengah mencari importir lain. Seperti ke Negara India dan negara lain. Menurutnya, bawang putih asal Cina sendiri memang menjadi primadona. Pasalnya, selain ukurannya besar harganya pun lebih murah. "Kita tunggu kabar dari pemerintah pusat. Semoga saja secepatnya ada importir negara lain yang memasok," harapnya.

Sampai saat ini terang Birhasani, pemerintah pusat masih menutup sementara pintu impor dari Cina. "Ini harus dipahami. Keadaanyanya bisa dibilang darurat. Karena menyangkut kesehatan," tandasnya.

Birhasani menambahkan, selain bawang putih memang ada produk lain yang terdampak dengan impor dari Cina. Salah satunya adalah produk mainan anak-anak. Namun, soal ini sebutnya tak berpengaruh langsung ke masyarakat. "Yang paling berpengaruh adalah bawang putih ini," pungkasnya.

Di sisi lain, Masitah pedagang eceran bawang putih di Pasar Lama Banjarmasin mengaku sudah beberapa hari ini menaikkan harga. Lantaran barang yang dia dapat tak banyak. Harga yang dia beli pun sudah naik. "Saya jual Rp45 ribu per kilogram. Karena stoknya terbatas," akunya.

Meski demikian, penjualan bawang putihnya tak berpengaruh. Pembeli terangnya tetap membeli meski harganya naik. "Saya nggak tau juga karena apa. Tapi kata agen harganya sudah naik. Otomatis saya juga menaikkan harga," ujar Masitah. (mof/ay/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X