Pertumbuhan Ekonomi Kalsel Menurun

- Kamis, 6 Februari 2020 | 11:11 WIB

BANJARBARU - Pertumbuhan ekonomi Banua pada 2019 ternyata semakin melambat dibandingkan dengan 2018 lalu. Bahkan, pada triwulan IV-2019 perekonomian Kalsel turun menjadi -2,70 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q).

Hal itu diketahui berdasarkan rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel dalam jumpa pers yang digelar di Kantor BPS Kalsel, Jalan Trikora, Banjarbaru, Rabu (5/2).

Dalam kesempatan itu, Kepala BPS Kalsel Diah Utami melalui Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Awang Pramila mengatakan, sebagaimana siklus triwulanan, pada triwulan IV-2019 perekonomian Kalsel masuk dalam zona kontraksi. "Pada triwulan IV-2019 ekonomi Kalsel turun jadi -2,70 persen dibandingkan dengan triwulan III-2019," katanya.

Dia mengungkapkan, penurunan terjadi lantaran sejumlah lapangan usaha yang dominan di Kalsel pada triwulan IV-2019 mengalami kontraksi atau pengurangan. "Diantaranya, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan turun 28,55 persen. Lalu, administrasi pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib berkurang 0,15 persen," ungkapnya.

Lalu bagaimana dengan kondisi ekonomi Kalsel antara triwulan IV tahun 2019 dengan 2018 (y-on-y)? Awang menyampaikan, pada y-on-y triwulan IV-2019 dan 2018 pertumbuhan ekonomi Kalsel hanya 3,85 persen. Padahal, y-on-y antara triwulan IV-2018 dan 2017 lalu mampu mencapai 5,78 persen. "Dari angka itu dapat dilihat bahwa pertumbuhan perekonomian Kalsel pada 2019 lebih lambat dibandingkan 2018," ucapnya.

Dia memaparkan, ekonomi Kalsel pada triwulan IV-2019 pertumbuhan tertinggi dicapai oleh jasa pendidikan sebesar 8,52 persen. "Kemudian diikuti oleh kategori penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,19 persen. Serta, kategori informasi dan komunikasi sebesar 7,94 persen," paparnya.

Sedangkan untuk pertumbuhan Kalsel selama 2019 (c-to-c), Awang menjelaskan, ekonomi Kalsel tahun 2019 mengalami pertumbuhan 4,08 persen. Di mana, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 7,54 persen. Diikuti penyediaan akomodasi dan makanan minum sebesar 7,41 persen.

"Setelah itu ada perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil/sepeda motor yang memberikan andil 7,33 persen," jelasnya.

Lanjutnya, bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalsel tahun 2019, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,66 persen.

"Diikuti kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki sumber pertumbuhan sebesar 0,53 persen. Serta, kategori konstruksi sebesar 0,46 persen," ujarnya.

Sedangkan, struktur PDRB Kalsel menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2019 masih didominasi oleh empat kategori utama. Yaitu pertambangan dan penggalian (18,69 persen). Lalu, pertanian, kehutanan, dan perikanan (12,38 persen).

Kemudian, industri pengolahan (14,28 persen). Serta, perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor (11,05 persen). "Total peranan keempat kategori tersebut mencapai 56,41 persen. Sedangkan, 13 kategori lainnya hanya berbagi nilai sebesar 43,58 persen," beber Awang.

Sementara itu, meski pertumbuhan ekonomi melambat dan sempat turun pada triwulan IV-2019, namun untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kalsel ternyata mengalami penurunan selama empat tahun terakhir.

Kepala Bidang Sosial Budaya BPS Kalsel Nurul Sabah menyampaikan, berdasarkan data terakhir mereka pada Agustus 2019 jumlah pengangguran di Kalsel menjadi yang terendah selama lima tahun terakhir. "TPT di Kalsel pada Agustus 2019 hanya 4,31 persen dari jumlah angkatan kerja. Turun dibandingkan Agustus 2018 yang mencapai 4,5 persen," ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB
X