Gaduk, Minuman Oplosan yang Kebal Regulasi: Bisa Bikin Mati Mendadak, Tengah Malam Bisa Jual Lebih Mahal

- Kamis, 13 Februari 2020 | 12:00 WIB
MENINGKAT: Kasus penyalahgunaan alkohol di Kota Banjarbaru terus terjadi. Aparat seakan kewalahan memberantas jenis minuman oplosan memabukkan yang kebal aturan ini. | Foto: Rifani/Radar Banjarmasin
MENINGKAT: Kasus penyalahgunaan alkohol di Kota Banjarbaru terus terjadi. Aparat seakan kewalahan memberantas jenis minuman oplosan memabukkan yang kebal aturan ini. | Foto: Rifani/Radar Banjarmasin

Fungsinya sudah jelas. Alkohol tunggal dengan kadar mencapai 95% bukan untuk diminum. Namun ada saja yang nekat mengonsumsinya. Targetnya; mabuk dan merasa lebih tenang.

---

Begitulah fenomenanya di Kota Banjarbaru. Sepanjang tahun 2019, terjadi peningkatan kasus penyalahgunaan alkohol tunggal ini. Total sudah ada ratusan botol alkohol yang dimusnahkan.

Bahkan, ketika aparat menggelar razia. Hampir tiap pekan didapati remaja yang mengonsumsi minuman yang akrab disebut Gaduk atau Aldo, diambil dari merek alkohol Gajah Duduk dan singkatan alkohol doang.

Selain menciduk pemakainya. Beberapa penjual juga digulung petugas. Dari yang jualan hanya puluhan hingga ratusan. Tercatat, dari 2019 hingga sekarang setidaknya ada tiga penjual Gaduk kelas kakap yang digerebek. Jualannya sudah ratusan botol.

Dari hasil penelusuran Radar Banjarmasin. Penjual gaduk cukup mudah ditemui di kios pinggir jalan. Dari informasi yang didapat, wartawan koran ini mendatangi sebuah kios di kawasan Jalan A Yani Loktabat.

Bagi orang awam, tak ada kecurigaan kios ini menjual alkohol. Penjualnya seorang lelaki 40 tahunan, mengenakan kaos oblong dengan topi cokelat.

Langsung saja, ketika dibilang ingin beli alkohol, tanpa ragu, ia langsung menyodorkan dua botol, berukuran 100ml dan yang lebih besar 300ml. Mereknya tertera Tjap Gadjah. Kadar alkoholnya 95%.

Untuk ukuran 300ml atau akrab disebut paket hemat. Bagus menjual dengan harga Rp22.000. Sementara untuk paket komplit: plus minuman suplemen bubuk, ia mematok Rp25.000. Untuk kemasan sedang, ia menyebut kurang favorit. Karena harganya bisa jadi dua kali lipatnya.

"Tambah madu sachet juga bisa. Tambah 2000 rupiah," tawar Bagus saat itu.

Transaksi cepat berjalan cepat, ia membungkusnya dalam plastik hitam. Tapi wartawan koran ini coba mengorek informasi lebih dalam, dengan alasan tertarik berjualan di daerah lain.

Bapak dua anak ini bercerita, bisnisnya sangat mudah. Bahkan keuntungannya, ia menyebut ‘cuan’ sangat besar. Apalagi jika punya modal besar. "Kalau ambil dus-dus an, satu botol kecil (100ml) bisa dapat Rp12.500. Dijual dari Rp20 ribu, kalau tengah malam bisa dijual lebih tinggi. Jadi untungnya besar," katanya.

Dalam satu bulan, Bagus bisa menjual puluhan botol. Bahkan saat akhir pekan, dalam satu malam bisa laku 15 botol. "Biasanya ada yang beli 3-5 botol. Buat rame-rame katanya."

Tapi ketika ditanya dimana ia dapat pasokan, ia langsung bisnis pria ini langsung jalan. "Itu rahasia bos. Kalau mau bisa ambil sama saya, atau bisa juga beli di apotek saja," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X