Bawang Putih Meroket, Disdag: Gara-gara Corona

- Selasa, 18 Februari 2020 | 11:03 WIB
Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Berita soal virus corona yang berasal dari Wuhan China jadi sorotan publik. Parahnya, efek corona sudah ke mana-mana. Salah satu yang terdampak adalah harga bawang putih mengalami kenaikan cukup signifikan.

Seperti pantauan Radar Banjarmasin di warung sayur Jalan HM Cokrokusomo, bawang putih sudah tembus Rp60 ribu perkilogram.

"Ini sudah naik 100 persen, sebelumnya Rp30 ribu perkilo. Di pasar pun juga naik semua. Karena katanya stoknya lagi sulit, pembeli  saya kaget juga," kata Mita, penjual sayuran.

Menurutnya, kenaikan ini terjadi sejak dua pekan terakhir. Ketika isu corona sudah sangat menggemparkan. "Dari agen saya beli bawang sih katanya gara-gara virus itu. Naiknya mulai pertengahan Januari."

Kenaikan ini pun dikeluhkan warga. Khususnya ibu rumah tangga. Mengingat, bawang putih merupakan salah satu kebutuhan dapur penting.

"Kok bisa naik ya. Padahal kejadian virusnya di Cina, malah berdampak ke bawang. Kalau kata penjualnya sih gara-gara katanya pemerintah mau menyetop pembelian bawang dari China. Saya harap bisa segera turun, karena mahal sekali," keluh Fitria, warga Mentaos Banjarbaru.

Kenaikan ini sendiri dikonfirmasi oleh Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru. Kabid Perdagangan, Anshori menyebut bahwa kenaikan memang efek dari mewabahnya virus corona di Cina.

Lonjakan produk hortikultura seperti Bawang Putih ini disebutnya karena adanya wacana penyetopan impor bawang dari China. Mengingat, sejauh ini Indonesia sangat tergantung akan impor bawang.

"Memang ada kenaikan, bawang putih sangat signifikan. Dari satu kilogram Rp 25-30 ribu, sekarang naik jadi Rp60 ribu. Ini tidak hanya di tempat kita, tapi daerah lain juga," kata Anshori.

Untuk mencari solusi atas lonjakan ini. Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Disdag Provinsi Kalsel. Yang mana dari komunikasi tersebut, didapat informasi jika Pemerintah Pusat berencana akan mengimpor bawang dari negara lain.

"Sudah (koordinasi) beberapa waktu lalu. Jadi kemungkinan tidak impor dari China lagi. Ada opsi misalnya seperti India," infonya.

Lantas apakah ada kenaikan harga yang tidak wajar di atas 100 persen mengingat fenomena ini. Anshori menegaskan bahwa sejauh ini untuk harga maupun stok masih tergolong sama saja.

"Stok masih aman. Hanya saja memang ada kenaikan, tetapi dari pantauan kita kenaikan tidak ada yang sampai berlebihan. Kalau stok yang ada di pasar, itu kebanyakan merupakan stok lama (sebelum virus corona)," tuntasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB

Di Balikpapan, Kunjungan ke Mal Naik 23 Persen

Senin, 15 April 2024 | 17:45 WIB

Libur Lebaran, Okupansi Hotel di Kaltim Meningkat

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB

Supaya Aman, Membeli Properti pun Ada Caranya

Senin, 15 April 2024 | 10:30 WIB
X