Upaya MTsN 8 HST Menekan Keberadaan Sampah Plastik

- Sabtu, 22 Februari 2020 | 11:48 WIB
SOLUSI KONKRET: Siswa-siswi MTsN 8 HST, membawa wadah makanan dan minumannya sendiri bila ingin berbelanja di kantin. Bagi yang melanggar, jangankan para siswa-siswi, guru dan pedagang pun bisa dikenai sanksi. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
SOLUSI KONKRET: Siswa-siswi MTsN 8 HST, membawa wadah makanan dan minumannya sendiri bila ingin berbelanja di kantin. Bagi yang melanggar, jangankan para siswa-siswi, guru dan pedagang pun bisa dikenai sanksi. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Resah dengan banyaknya sampah plastik menjadi pemicu. Sikap tegas pun digalakkan. Yang tidak membawa wadah makan dan minum, dilarang keras berbelanja di kantin.

WAHYU RAMADHAN, Barabai

Yulida Fitriani, berdiri mematung di depan kantin Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Hulu Sungai Tengah (MTsN 8 HST). Dia tampak menyunggingkan senyum, namun matanya tetap waspada. Melirik ke arah kerumunan siswa-siswi yang masuk ke kantin.

Pada Rabu (19/2) yang terik, di waktu istirahat pertama, tepat pukul 10.00 WITA. Yulida, bertindak sebagai petugas jaga. Sendirian mengawasi siswa-siswi yang berbelanja. Hal serupa juga dilakukan oleh seorang guru lainnya. Tapi posisinya, berada tepat di depan gerbang masuk kawasan madrasah.

“Besok tugas guru-guru yang lain. Bergiliran setiap hari,” ucapnya. Dia juga mengatakan, dari jumlah total 37 orang guru berikut pegawai yang ada di madrasah, semuanya dapat jatah mengawasi.

Dewasa ini. Penggunaan kantong plastik tidak hanya masif di lingkungan masyarakat atau khususnya tempat perbelanjaan. Namun, di wilayah sekolah atau madrasah, penggunaan kantong plastik juga masih ramai digunakan. Tak jarang, seusai digunakan, sampah plastik makanan atau minuman pun berserakan.

Hal itu pula yang membuat resah pihak madrasah. Terlebih, sudah bukan rahasia umum, bahwa sampah plastik membutuhkan waktu yang lama agar terurai. Bahkan, lebih dari seratus tahun. Maka, program diet plastik pun dicanangkan.

Program ini sudah berjalan sejak setahun terakhir. Bermula, sejak MTsN 8 HST dijabat oleh Kepala Madrasah (Kamad) sebelumnya, Akhmad Fauzi. Dan diteruskan oleh Kamad yang baru, Azizatul Ulya.

Dijalankan dengan cara sederhana: saat waktu istirahat, pihak madrasah tidak mengizinkan siswa-siswinya yang ingin berbelanja di luar, atau memasuki kantin madrasah apabila tidak membawa wadah makan dan minum sendiri.

“Bapak Kamad terdahulu, resah dengan keberadaan sampah-sampah plastik yang berserakan dan seakan tidak terbendung di madrasah,” ungkap Azizatul Ulya.

Dia menjelaskan, sebelum program tersebut dicanangkan, dalam kurun waktu sekali dalam sebulan, sedikitnya ada 20 karung besar berisi sampah diangkut ke TPA, atau Tempat Pemprosesan Akhir. Sampah yang diangkut pun didominasi oleh sampah plastik.

“Namun setelah adanya program ini, sekarang kami hanya mengangkut sampah per tiga bulan sekali. Keberadaan sampah, khususnya sampah plastik bisa kami tekan,” jelasnya.

Pihak madrasah, sebelumnya juga pernah mencoba alternatif lain. Seperti misalnya: membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan bekas, membuat kompos hingga yang lainnya. Namun hal itu, ternyata dirasakan kurang efektif.

Maka sejauh ini, program yang dijalankan merupakan solusi konkret yang cukup efektif. Meskipun, pihak madrasah tidak menampik bahwa masih ada beberapa siswa yang belum terbiasa dengan hal ini.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X