Agar Anak Tak Malas Bergerak

- Kamis, 27 Februari 2020 | 12:23 WIB
MAIN KETAPEL: Formi Banjarmasin bersama murid TK dan PAUD Masjid Sabilal Muhtadin memainkan permainan tradisional daerah.
MAIN KETAPEL: Formi Banjarmasin bersama murid TK dan PAUD Masjid Sabilal Muhtadin memainkan permainan tradisional daerah.

BANJARMASIN - Game smartphone dan PC telah menggusur permainan tradisional. Padahal, kecanduan gawai bisa menyebabkan anak menjadi egosi, kurang bergaul, dan ancaman obesitas.

Itulah kegelisahan yang dirasakan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Banjarmasin. Mereka mencoba mengenalkan kembali permainan daerah seperti balogo, bagasing, daku, lompat tali, sampai ketekan (ketapel).

Kemarin (26/2) pagi di halaman Masjid Sabilal Muhtadin, ratusan murid PAUD dan TK Islam Sabilal Muhtadin memainkan beragam permainan tradisional.

Anak-anak antusias. Contoh Aisyah, murid TK yang coba memainkan ketapel. "Senang main ini! Biasanya cuma main boneka barbie," akunya.

Begitu pula dengan Ahza. Dia mengakui lebih sering bermain di komputer tablet. "Banyak ternyata yang asyik-asyik," ujarnya polos.

Formi terbentuk sejak tahun 2015 silam. Sosialisasi ke sekolah merupakan program rutin.

Sekretaris Formi Banjarmasin, Yenny Frida Luntungan menjelaskan, permainan tradisional terbagi menjadi tiga kategori: tradisional, olahraga kebugaran dan kesehatan (OKK), lalu ekstrem (petualangan dan tantangan).

Pada era digital, perlu sekali mengenalkan kembali permainan-permainan ini. “Permainan berbasis IT membuat anak malas bergerak. Berbeda sekali dengan permainan tradisional, bisa membantu aspek fisik anak,” ujar Bunda Yenny, sapaan akrabnya.

Selain pelestarian budaya, Formi juga mencari bibit berbakat. “Karena olahraga ini sudah ada event di tingkat nasional,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah TK Islam Sabilal Muhtadin, Rida Fitria mengatakan banyak hal positif yang bisa didapat anak-anak dalam permainan tradisional. Seperti kemandirian dan bersosialisasi dengan lingkungan. “Mengajarkan anak untuk bergerak,” jelasnya.

Selain itu, permainan tradisional sekarang nyaris tak diketahui anak-anak milenial. Makanya guru-guru di sekolah ini mengajak 240 muridnya mengenal permainan tradisional. "Semoga bisa terus dimainkan di rumah dan lingkungannya," harapnya. (gmp/at/fud)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X