Bahas Dampak IT, Ungkap Napi Bisa Menipu Lewat Medsos

- Jumat, 28 Februari 2020 | 11:52 WIB
PRAKTISI BERBICARA: Pemimpin Redaksi Radar Banjarmasin Toto Fachrudin saat menyampaikan materi dalam Forum Kemitraan Organisasi Media se-Kalsel yang digelar Diskominfo Kalsel di Ruang H Maksid, Setdaprov Kalsel, kemarin. | FOTO:   SUTRISNO/RADAR BANJARASIN
PRAKTISI BERBICARA: Pemimpin Redaksi Radar Banjarmasin Toto Fachrudin saat menyampaikan materi dalam Forum Kemitraan Organisasi Media se-Kalsel yang digelar Diskominfo Kalsel di Ruang H Maksid, Setdaprov Kalsel, kemarin. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARASIN

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalsel, Kamis (27/2) kemarin mengumpulkan sejumlah perwakilan media. Baik dari media elektronik televisi, radio, media cetak hingga para blogger/vlogger dan beberapa admin akun media sosial dalam Forum Kemitraan Organisasi Media se-Kalimantan Selatan.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Bertempat di Ruang H Maksid, Sekretariat Pemprov Kalsel, dalam acara bertemakan "Menggalakkan Etika Jurnalistik untuk Para Netizen" itu, para peserta diberi pengetahuan tentang dampak teknologi informasi, cara menjadi netizen cerdas dan etika jurnalistik.

Ada tiga narasumber yang dihadirkan untuk menyampaikan materi, yakni Kasubdit V Cyber Dit Reskrimsus Polda Kalsel AKBP Zainal Arifin, Pemimpin Redaksi Radar Banjarmasin yang juga menjabat sebagai Wakabid Pendidikan PWI Kalsel Toto Fachrudin serta Komisioner KPID Kalsel Bidang Pengawasan Isi Siaran Marliyana.

Dalam kesempatan itu, Kasubdit V Cyber Dit Reskrimsus Polda Kalsel AKBP Zainal Arifin menjadi narsum pertama yang menyampaikan materi. Materi yang disampaikannya ialah tentang dampak teknologi informasi.

Zainal mengungkapkan bahwa semakin hari bertambah banyak pengaduan masyarakat yang mereka terima lantaran perkembangan IT. Paling banyak ialah kasus penipuan online. "Korbannya tidak mengenal umur, bisa remaja ataupun orang tua. Jadi, hati-hati kalau menerima SMS atau WA yang bersifat iming-iming atau hadiah," ungkapnya.

Dia menambahkan, ada banyak modus yang dilakukan oknum agar bisa menipu korbannya. Selain iming-iming hadiah, juga menjual barang dengan harga murah. "Pernah ada yang tertipu beli ponsel dengan harga murah. Jadi jangan langsung percaya dengan iming-iming lewat online," tambahnya.

Yang mengherankan bagi dirinya, ternyata pelaku penipuan bukan hanya mereka yang ada di luaran, tapi juga para napi yang berada di balik jeruji besi. "Pelaku malah banyak di Lapas. Tapi, kalau penipuan dunia maya, maka TKP di dunia maya. Jadi, ada di mana saja TKP-nya kami bisa menanganinya," ujarnya.

Diceritakannya, pihaknya pernah menangkap pelaku penipuan penjualan ponsel. Setelah proses berjalan, pelaku kemudian ditahan di Lapas. Tak lama kemudian, mereka kembali menerima pengaduan penipuan. Setelah ditelisik, ternyata pelakunya adalah orang yang baru dijebloskan ke dalam penjara tersebut.

Selain kasus penipuan, Zainal menyampaikan, perkembangan IT juga membuat kasus kesusilaan meningkat. "Kami menyayangkan kasus pornografi justru melibatkan anak-anak. Jadi waspadai penggunaan medsos terhadap anak-anak," ucapnya.

Lanjutnya, perkembangan IT juga bisa menimbulkan masalah penghinaan melalui medsos. Ditambah dengan mendekati masa Pilkada, menurutnya sangat diperlukan jurnalistik yang membuat berita berimbang dan tidak berpihak. "Kami selalu patroli siber. Kalau ada isu membahayakan langsung kami cek. Kami ada peralatan jadi mudah melacak," ujarnya.

Terkait, mudahnya berita hoax yang beredar di medsos, Pemimpin Redaksi Radar Banjarmasin Toto Fachrudin yang menjadi narsum kedua dalam forum tersebut menjelaskan tentang Menjadi Nitizen Cerdas: Memahami Kode Etik Jurnalistik. "Kalau ada info jangan langsung percaya, harus dicek kebenarannya," tegasnya.

Menurutnya, para netizen terutama konten kreator harus memahami apa itu berita. Dijelaskannya, berita adalah fakta dan data. "Semua informasi yang tak mengandung kebenaran fakta atau peristiwa dan data yang disampaikan tak lengkap, maka belum bisa disebut berita," ujarnya.

Dia mengungkapkan, netizen yang cerdas ialah yang mematuhi kode etik jurnalistik. Toto menyampaikan, beberapa tips bermedsos yang cerdas. Diantaranya, jangan membuat atau menyebar informasi yang belum dipastikan kebenarannya. Lalu, tidak mudah percaya dengan informasi dari sumber yang tak jelas dan hati-hati menyebar berita yang provokatif dengan judul bombastis.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X