BANJARMASIN - Pemilihan Puteri Muslimah Sasirangan Kalimantan Selatan kembali digelar. Setelah melewati seleksi ketat, finalis akan kembali diuji pada ajang grand final, hari ini (5/3).
Event ini digelar Yayasan Pecinta Sasirangan (YPS). Memasuki tahun keempat, ini termasuk bagian dalam kemeriahan Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF).
Sebanyak 12 finalis beradu kebolehan pada babak pamungkas, siang ini, pukul 14.00 Wita. Digelar di atrium Duta Mall Banjarmasin.
Enam diantaranya akan melaju ke babak selanjutnya, yakni tahap speech atau berpidato. Empat finalis terbaik akan maju ke tahap akhir. "Mereka akan maju ke tahap QnA, yakni menjawab pertanyaan langsung dari juri," ungkap Adnany Zuraida, panitia penyelenggara event tersebut.
Sejak babak penyisihan 27 Februari lalu, penilaian berlangsung ketat. Hampir 40 peserta mendaftarkan diri. Disisihkan menjadi 12 finalis yang masuk masa karantina 2-4 Maret.
Selama karantina, peserta diberi beragam materi dan pelatihan. Dari pengenalan lebih dalam tentang sejarah dan praktik pembuatan Sasirangan. Kemudian catwalk, personal branding, tausiah, beauty class, table manner, dan banyak lagi.
Putri Muslimah Saringan sendiri dibentuk untuk mewadahi gadis muslimah Banua. Bergerak di bidang sosial, sembari melestarikan budaya asli Banjar.
Ketua YPS, Agus Sasirangan menyebut gelaran ini kian spesial. Terlebih, peserta tak hanya datang datang dari Banjarmasin. Melainkan hingga provinsi tetangga. Seperti Kapuas dan Sampit. "Antusias sekali, kali ini pesertanya dari Kalselteng," ungkap Agus.
Peraih predikat tersebut akan mengemban tugas selama setahun. Tak hanya untuk pemenang, tetapi juga seluruh jajaran finalis. Salah satu program andalan mereka, sebut saja Sedekah Sandal Masjid dan penggalangan dana bencana.
Mendapat predikat Puteri Muslimah Sasirangan Kalsel 2020 adalah sebuah tanggung jawab besar. Karena dituntut mencerminkan figur muslimah seutuhnya. Aktif dalam kegiatan sosial dan aktif dalam pelestarian budaya. "Semoga menghasilkan figur yang layak, konsisten, berakhlak, serta berjiwa sosial tinggi," ucap Agus.
Salah seorang peserta, Nor Panayupa (21) datang dari Petak Puti, Kapuas, Kalteng. Mahasiswi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat itu menjadi bagian dalam pemilihan ini.
Yupa ingin berkontribusi, lewat aksi sosial dan budaya. Dengan catatatan, tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai seorang muslimah. "Pemilihan ini tepat bagi aku," pungkasnya. (tia/fud/ema)
