Benahi Akses Menuju Geopark Internasional

- Kamis, 12 Maret 2020 | 11:16 WIB
CALON GEOPARK: Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat meninjau Tahura Sultan Adam di Mandiangin, belum lama tadi. | DOK/RADAR BANJARMASIN
CALON GEOPARK: Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat meninjau Tahura Sultan Adam di Mandiangin, belum lama tadi. | DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN – Geopark Meratus ditarget berlabel internasional di tahun 2021 mendatang. Meratus bakal terdaftar di UNESCO sebagai Geopark global. Saat ini Pemprov Kalsel tengah menyusun kajiannya.

Lalu apa saja yang disiapkan pemprov? Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira mengungkapan, saat ini tengah disusun dokumen usulan dengan tiga bahasa yang meliputi Bahasa Inggris, Prancis dan Indonesia.

Sambil menyusun dokumen, pemprov terangnya akan melengkapi kajian yang melibatan dua ahli Geologi dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Joko Susilo dan Jatmiko Setiawan.

Menyiapkan diri sebagai geopark berlabel internasional, tahun ini pemprov juga menyiapkan geosite unggulan lain. Seperti Kiram, Mandiangin batu plagiogranit di Tanah Bumbu, Goa Liang Bangkai, termasuk pendulangan intan di Banjabaru. “Jumlahnya ada enam geosite yang akan dibenahi, baik fisik maupun non fisik,” janjinya.

Fajar mengakui, akses maupun fasilitas penunjang seperti informasi terkait geosite tersebut masih sangat minim. Menuju geopark berlabel internasional tentu akses dan fasilitas penunjang harus prima. “Selain fasilitas penunjang, Pemprov melalui dinas pariwisata juga menyiapkan masyarakat sekitar untuk mampu mengelola geosite tersebut,” tambahnya.

Fajar sangat optimis, label internasional akan didapat. Pasalnya, Pegunungan Meratus secara ilmu kebumian merupakan wilayah yang sangat jarang terdapat di muka bumi. Terlebih, adanya pertemuan lempeng-lempeng yang sudah berumur lebih dari 180 juta tahun yang menyatu dan kemudian bertemu di Pegunungan Meratus.

Keseriusan pemprov dengan geopark juga diperlihatkan dengan menyiapkan silabus pendidikan untuk siswa sekolah mulai dari tingkat PAUD hingga SMA. Ini sebagai upaya mengenalkan geopark meratus sejak dini. "Masih banyak yang belum banyak tahu dengan Geopark Meratus,” cetusnya.

Pemprov juga mengundang seluruh negara di Asia untuk mengikuti seminar geopark asia. “Bulan November mendatang kami undang seluruh Asia untuk membahas geopark masing-masing,” bebernya.

Keinginan pemprov melabeli Geopark Meratus sebagai situs internasional masih terkendala dengan informasi dan jumlah kunjungan. Saat ini jumlah kunjungan ke Kalsel belum terlihat signifikan.

Soal ini, Fajar menegaskan, membuat orang datang ke Kalsel tak seperti membalikkan telapak tangan. Apalagi usia Geopark Meratus baru dua tahun. Berbeda dengan geopark di provinsi lain.

Sekadar informasi, ujar Fajar, tahun ini wisatawan mancanegara dari Negara Finlandia akan datang ke Kalsel mengunjungi Geopark Meratus. “Saya yakin potensi alam Kalsel akan diminati wisatawan. Pelan-pelan sambil disiapkan semua sarana dan prasarananya,” tandas Fajar.

Di Indonesia, sudah terdapat 19 Geopark, 5 di antaranya berstatus Geopark Internasional yang diakui UNESCO, yakni Geopark Gunung Batur Bali, Geopark Gunung Sewu Yogyakarta, Geopark Gunung Rinjani Lombok, Geopark Cieletuh Jawa Barat, dan Geopark Toba Sumatera Utara. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X