Gula Impor Setop, Gula Lokal Belum Produksi; Harga Gula pun Tak Lagi Manis

- Jumat, 13 Maret 2020 | 13:57 WIB
MAHAL: Pedagang menimbang gula di Pasar Harum Manis Banjamasin. Sudah lebih sebulan, harga gula melonjak. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
MAHAL: Pedagang menimbang gula di Pasar Harum Manis Banjamasin. Sudah lebih sebulan, harga gula melonjak. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

Harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional terus mengalami kenaikan. Dalam sepekan terakhir, harga gula pasir sudah tembus Rp18 ribu per kilogramnya. Apa yang terjadi?

-----

Fathul kaget bukan kepalang. Ia misuh-misuh di pasar harian Kotabaru, Kamis (12/3) kemarin. "Asli, larang banar gula wayah ini," ujarnya dalam bahasa Banjar.

Karena stok di dapur habis. Terpaksa ia merogoh kocek dalam. "Hampir dua puluh ribu tadi sekilo," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Istri Haji Undul, belasan tahun berjualan gula di pasar harian mengatakan, gula naik duluan di pemasok. "Naik dari empat belas ribu. Jadi delapan belas ribu sekilo. Kalau di kampung sudah tembus dua puluh ribu," ujarnya.

Di sebelah tokonya, Nisa juga menjual sama. "Sama kami semua. Delapan belas ribu. Ini pertama naik begini gula di Kotabaru," kata wanita berkerudung itu.

Masimah, salah seorang pedagang di Banjarbaru mengatakan, harga gula pasir sudah mulai naik sejak sepekan terakhir. "Naiknya cepat. Dari Rp13 ribu (per kilogram), langsung Rp14 ribu sampai sekarang Rp18 ribu," katanya.

Dia mengaku tidak tahu kenapa harga gula pasir langsung melonjak cepat, padahal stoknya hingga kini masih aman. "Setiap pesan ke distributor, barangnya pasti ada. Hanya saja harganya memang sudah mahal dari sana (distributor)," bebernya.

Lanjutnya, tingginya harga gula mulai mempengaruhi penjualan mereka. Pasalnya, para pelanggannya sekarang memilih untuk membatasi pembelian gula. "Yang biasanya beli 1 kilogram, sekarang cuma beli setengah kilogram. Lantaran harganya yang mahal," ujarnya.

Lutfi Ikhsan, pengecer gula pasir di Pasar Harum Manis Banjamasin menerangkan sudah lebih sebulan tak ada pasokan gula pasir impor. Praktis, pengecer pun hanya menjual gula pasir lokal yang stoknya terus berkurang.

“Gula impor tak ada masuk. Sementara, stok gula lokal sudah tak banyak. Di tempat saya tersisa sekitar 5 ton saja,” terang Lutfi kemarin.

Lantaran hanya mengandalkan sokongan gula lokal, praktis ketika permintaan banyak dan stoknya tak banyak, harga pun berpengaruh dan naik tinggi. Lutfi mengaku, dia mendapat harga dari distributor per kilogramnya sudah Rp16.500.

Sebelumnya sebut Lutfi, harga yang dia dapat di distributor hanya sekitar Rp12 ribu per kilogramnya. “Kalau saya hitung kenaikannya sudah tiga kali. Sekarang sudah mencapai Rp16.500 per kilogramnya,” tuturnya.

Meroketnya harga gula pasir membuat permintaan pun mengalami penurunan. Dia menyebut, sebelum harga tinggi sekarang penjualan bisa sampai 20-30 karung. Sekarang, permintaan pun hanya berkisar 10-15 karung. “Memang ketika ada gula pasir impor, harga sangat normal. Saya menjual paling Rp13-14 ribu per kilogramnya,” sebutnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X