BANJARMASIN - Masih terhambat revitalisasi Pasar Ujung Murung dan Sudimampir Baru. Pemko dan pedagang belum sepemahaman.
Komisi II DPRD Banjarmasin kembali memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Khusus membicarakan persoalan itu.
“Kami minta agar dinas memaksimalkan pendataan, dan sosialisasi. Walaupun pemko sudah membentuk tim. Tapi kami melihat masih belum maksimal,” kata Ketua Komisi II DPRD Banjarmasin, Faisal Hariyadi, kemarin (12/3).
Komisi II tak ingin muncul problem di kemudian hari. Jika nantinya pemko ngotot melakukan revitalisasi tanpa dukungan pedagang. “Kami ingin memastikan bagaimana nasib pedagang nantinya,” ucap politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sebenarnya, revitalisasi dua pasar ini sudah lama terdengar. Terutama untuk Pasar Ujung Murung. Karena dianggap tak lagi elok lantaran terlalu kumuh.
Namun pemko ingin bekerja efisien. Sekalian saja merombak Pasar Sudimampir Baru. Supaya menjadi satu kawasan sebagai pasar besar.
Untuk Pasar Ujung Murung tak ada kendala. Tinggal Sudimampir Baru. Pedagang di sana menolak keras. Setidaknya meminta ditunda dulu. Mereka merasa belum waktunya untuk direvitalisasi.
Para pedagang ini juga punya alasan menolak. Di pasar itu mereka masih ada hak untuk berjualan hingga 2025. Tertera dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang mereka kantongi.
Setidaknya ada sekitar 400 pemilik SHGB di sana. “Pada dasarnya pedagang tidak menolak revitalisasi. Hanya minta tunda hingga 2025 nanti,” sebut Faisal.
Plt Kepala Diperindag Banjarmasin, Norbiansyah Kusno menjelaskan saat ini pihaknya masih melakukan tahapan sosialisasi dengan pedagang. Memberikan pemahaman akan pentingnya revitalisasi itu.
“Memang ada penolakan hampir semua pedagang. Namun kami akan terus lakukan pendekatan,” katanya.
Sedikit bocoran, rencana revitalisasi pasar besar ini akan mengandalkan investor. Tak menggunakan APBD kota. Bangunan pasar akan dibangun delapan lantai. “Pedagang sebenarnya tidak perlu khawatir. Kami sudah mendata semuanya,” tuntasnya.(nur/dye/ema)
