BANJARMASIN - Pemko tak mau kecolongan. Demi memutus rantai penyebaran Covid-19 (Virus Corona), status kota ini akhirnya ditetapkan siaga darurat.
Keputusan itu disampaikan oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina seusai rapat, kemarin (17/3) sore. “Ini senada dengan yang ditetapkan provinsi. Sesuai ketentuan dan arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” ucapnya.
Ibnu menegaskan, hingga tanggal 30 Maret nanti, semua event atau hal-hal yang sifatnya mengumpulkan massa ditiadakan. Kalau sudah terlanjur diagendakan, maka mesti dibatalkan.
“Termasuk car free day Minggu pagi dan Pasar Terapung di Siring Pierre Tendean. Untuk 14 hari ke depan, kami tiadakan. Kami ingin memastikan tidak ada konsentrasi massa,” tegasnya.
Saking waspadanya, pemko meniadakan perjalanan dinas untuk pegawai dan pejabatnya. Termasuk juga kunjungan kerja dari daerah lain.
“Jadi tidak ada yang namanya perjalanan dinas keluar kota. Kecuali sangat penting. Ini berlaku sejak hari ini (kemarin). Setelah tanggal 30, akan kami evaluasi lagi,” tuturnya.
Sebelumnya, pemko juga sudah mengambil kebijakan tegas. Meniadakan aktivitas belajar dan mengajar di sekolah. Semuanya harus dilakukan di rumah.
“Tapi ini bukan liburan. Tetap belajar seperti biasa. Karena kami minta guru-guru membekali anak-anak didiknya dengan tugas-tugas ataupun menjalankan proses belajar secara online,” jelasnya.
Untuk para orang tua, Ibnu mengimbau agar tak mengajak anak-anaknya keluar rumah. Terutama ke tempat-tempat keramaian, pasar ataupun pusat perbelanjaan.
Sejauh ini, Banjarmasin belum terpapar virus mematikan itu. Hingga kemarin pagi, angkanya masih negatif. Kalaupun ada yang dirujuk ke rumah sakit, baru sebatas suspect. “Tapi kami tetap mengupayakan antisipasi. Agar tidak kecolongan,” pungkas Ibnu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Machli Riyadi menyebut, saat ini ada 12 orang yang sedang mereka pantau.
“Kalau ada indikasi ke arah virus corona, maka statusnya akan kami tingkatkan, menjadi pasien dengan pengawasan,” katanya.
Menurut Machli, pihaknya sudah melakukan pemantauan sejak 15 Januari lalu. Di mana mereka mencatat ada 34 orang yang sudah terpantau. “Alhamdulillah, sampai saat ini belum ada yang positif,” ucapnya.
---