Jika Skema Meliburkan Sekolah Diberlakukan, Yakin Siswa SMA Tidak Gagap

- Minggu, 22 Maret 2020 | 05:17 WIB
CUCI TANGAN: Salah seorang siswa SMAN 2 Banjarbaru menyuci kedua tangannya sebelum memasuki ruangan kelas di sebuah wastafel. Hal ini terkait maraknya isu penyebaran Covid-19 di Indonesia. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
CUCI TANGAN: Salah seorang siswa SMAN 2 Banjarbaru menyuci kedua tangannya sebelum memasuki ruangan kelas di sebuah wastafel. Hal ini terkait maraknya isu penyebaran Covid-19 di Indonesia. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Meski di tingkat Kota seperti Banjarmasin dan Banjarbaru bakal meliburkan aktivitas sekolah terkait fenomena pandemi Covid-19. Namun hingga sejauh ini, di tingkat Provinsi belum menentukan terkait kebijakan ini.

Di unit pendidikan, sebagaimana diketahui, untuk jenjang SMAN adalah wewenang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel. Alhasil, sampai saat ini, SMAN di Kalsel masih melaksanakan aktivitas belajar sedia kalanya.

Namun potensi meliburkan sekolah di tingkat Provinsi bisa saja terjadi. Mengingat, Pemprov sendiri beberapa waktu lalu mengatakan bakal melihat perkembangan dan kajian dahulu.

Terkait semisalnya ada kebijakan meliburkan Sekolah. Tentu, tiap-tiap sekolah bakal menerapkan skema belajar di rumah atau via daring. Tetapi, hal ini jadi kekhawatiran tersendiri, karena pola pembelajaran daring perlu dukungan fasilitas yang menunjang. Sedangkan, tak semua sekolah di Kalsel telah memenuhinya.

Bagi SMA Negeri 2 Banjarbaru, apabila skema ini diberlakukan, pihaknya mengklaim sudah siap. Mengingat, sebelum heboh isu Corona, Smada Banjarbaru menyebut sudah beberapa kali menerapkan e-learning (belajar daring).

"Sesuai intruksi provinsi, kita tidak libur, tetap masuk seperti biasa. Kalau nanti bakal diliburkan, kami sudah siap untuk menerapkan siswa belajar dari rumah. Perangkatnya kita siap, dan e-learning sudah pernah dicoba juga," kata Kepala SMAN 2 Banjarbaru, Ehsan Wasesa.

Ia pun mengklaim, bahwa skema atau model pembelajaran jarak jauh tidak membuat siswa gagap. Sebab, siswa-siswa selama ini katanya kerap diajarkan dengan pendidikan berbasis digital. "Insya Allah tidak bakal gagap, mereka bakal cepat beradaptasinya," yakinnya.

Disinggung bahwa lingkungan sekolah salah satu lokasi yang rawan penyebaran Covid-19. Ehsan tak menampik hal tersebut. Ia pun sadar, jika di sekolah ada banyak orang berkumpul. Apalagi jumlah siswa di Smada mencapai 948 siswa.

Ditegaskannya jika langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan. Hal ini menyusul adanya edaran Disdik Provinsi dan juga Gubernur, kata Ehsan. Maka dari itu, ada beberapa kebijakan yang telah dijalankan sejal beberapa hari lalu di lingkungan sekolah.

"Yang jelas sosialisasi kepada siswa yang sangat penting dan terus kita lakukan. Kemudian langkahnha seperti wajib cuci tangan, menghindari kontak fisik dan memberlakukan wajib masker bagi siswa yang kondisinya kurang dehat," bebernya.

Saat ini katanya, wastafel telah disediakan di depan ruang kelas. Lengkap dengan sabunnya. "Memang sebetulnya budaya cuci tangan ini sudah diberlakukan di sini sejak dahulu, jadi siswa sudah terbiasa," pungkasnya. (rvn/ram/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X