Harga GULA Mulai GILA..! Dinas Perdagangan Prediksi April Mulai Stabil

- Kamis, 26 Maret 2020 | 12:55 WIB
MAHAL TAPI DICARI: Sulit menghindarkan diri dari gula. Jadi, semahal apapun, terpaksa dibeli masyarakat. Foto diambil di Pasar Lama di Jalan Pasar Lama. | FOTO: MAULANA/RADAR BANJARMASIN
MAHAL TAPI DICARI: Sulit menghindarkan diri dari gula. Jadi, semahal apapun, terpaksa dibeli masyarakat. Foto diambil di Pasar Lama di Jalan Pasar Lama. | FOTO: MAULANA/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Harga gula pasir menggila. Sudah tembus Rp21 ribu per kilogram. Lonjakan harga itu akibat pasokan yang terus menipis.

Pantauan di Pasar Lama kemarin (25/3), paling murah Rp20 ribu dan paling mahal Rp21 ribu per kilogram. Dengan berat hati, pembeli terpaksa membelinya.

Itu jauh melampaui HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan pemerintah, Rp12.500 per kilogram.

Seperti Nuaimah, 56 tahun, menjadi saksi dari kenaikan harga gula. Seribu rupiah demi seribu rupiah. Dia tak punya banyak pilihan. Gula sangat dibutuhkan untuk teh dan kopi yang kerap diminum anak dan suaminya.

"Mau tak mau tetap dibeli. Karena keluarga di rumah tak bisa lepas dari yang namanya gula. Artinya, sekarang harus lebih hemat," ujarnya.

"Pemerintah tolong jangan tutup mata. Carikan solusinya agar kembali murah. Yang paling terdampak adalah kami, masyarakat kelas ekonomi bawah," tambahnya.

Pedagang juga bingung. Ijah, 35 tahun, mengaku tak mengetahui dengan persis penyebab kenaikan harga gula.

"Kami belinya sudah mahal. Otomatis juga dijual mahal. Kenaikan hampir terjadi setiap hari. Pagi beli harganya segini, sorenya ternyata sudah naik segitu," keluhnya.

Pedagang lain, Adi, masih mematok harga Rp20 ribu. Sekalipun teman-temannya sudah memilih Rp21 ribu.

"Mungkin karena mereka baru membeli pasokan baru. Namanya pedagang, kalau harganya sudah naik, kami juga menaikkan," ujarnya.

Jika itu dari Pasar Lama di Jalan Perintis Kemerdekaan, sama saja dengan Pasar Kesatrian di Pengambangan. Di sana sudah tembus Rp21 ribu per kilogram.

"Beberapa hari lalu hanya Rp18 ribu per kilogram. Sudah mahal sekali. Tapi hari ini ternyata sudah naik lagi. Padahal mau beli banyak," kata Ernawati, 59 tahun, warga Jalan Veteran.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani tak memiliki jawaban lain. Setelah pemantauan dan pengecekan ke pasar-pasar, permasalahannya masih sama. Bahan baku yang semakin menipis.

"Kami sudah sidak setiap hari. Mencek distributor satu dua kali dalam sepekan. Modalnya sudah mahal, jadi harga jualnya juga naik," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X